Sinata.id – Rentetan bencana alam yang menghantam Sumatera Utara memasuki fase paling kritis. Dalam laporan terbaru yang diterima Kamis (27/11/2015) siang, jumlah kejadian bencana melonjak hingga 221 peristiwa dalam rentang empat hari, memperlihatkan betapa intensnya curah hujan ekstrem yang terus mengguyur provinsi ini tanpa jeda.
Data yang dirilis Polda Sumatera Utara (Sumut) mencatat 212 korban terdampak, termasuk 43 meninggal dunia, 81 luka-luka, dan 88 warga masih belum ditemukan.
Sementara 1.168 jiwa terpaksa mengungsi setelah permukiman mereka diterjang banjir, longsor, dan ambruknya sejumlah akses utama.
Baca Juga: Update Bencana Sumut, 148 Kejadian, 34 Meninggal, 52 Hilang, 12 Wilayah Terdampak
Tapanuli Utara & Tapanuli Tengah Episentrum
Dua wilayah di kawasan Tapanuli menjadi fokus utama penanganan.
Di Tapanuli Utara terdapat 54 kejadian, 41 korban, dengan 9 warga meninggal dan 31 masih hilang.
Sedangkan di Tapanuli Tengah terdapat 44 kejadian, menyebabkan 4 korban meninggal dan 3 lainnya belum ditemukan.
Hujan tanpa henti membuat lereng-lereng bukit runtuh satu per satu, menutup jalan lintas, menimbun rumah, dan menjerat sejumlah desa dalam kondisi terisolasi.
Korban Terbanyak di Tapanuli Selatan
Wilayah dengan dampak paling berat adalah Tapanuli Selatan.
Dalam rilis resmi, tercatat 90 korban, meliputi 17 meninggal dunia dan 73 luka-luka.
Lebih dari 500 warga harus meninggalkan rumah menyusul longsoran besar yang menghantam beberapa kecamatan sekaligus.
“Banyak rumah hanyut, sebagian tertimbun. Ada desa yang benar-benar tidak bisa dijangkau,” demikian laporan awal petugas lapangan.