Makassar, Sinata.id — Aksi sekelompok pemuda di Jalan Kandea, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, viral setelah diduga melempari rumah warga dengan batu hanya karena permintaan sumbangan mereka tidak direspons. Insiden tersebut mendapat kecaman publik di media sosial dan kini tengah ditangani pihak kepolisian.
Peristiwa itu terjadi pada Selasa malam, 5 Agustus 2025. Tim Patroli Perintis Presisi dari Direktorat Samapta Polda Sulsel yang dipimpin Aiptu Syamsul Rijal langsung bergerak ke lokasi usai menerima laporan masyarakat. Setibanya di tempat kejadian, petugas mendapati empat pemuda tengah berkumpul tak jauh dari rumah korban, Caroline.
“Ketika kami tiba di lokasi, kami melihat mereka sedang nongkrong di sekitar tempat kejadian. Kami langsung lakukan penggeledahan dan mengamankan keempatnya,” ujar Aiptu Syamsul Rijal, dikutip pada Jumat, 8 Agustus 2025.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, para pemuda itu sebelumnya meminta sumbangan kepada warga, namun ditolak. Penolakan itu diduga memicu emosi hingga akhirnya mereka melempari rumah korban dengan batu. Caroline melaporkan bahwa pagar rumahnya mengalami kerusakan akibat aksi tersebut.
Dalam pemeriksaan awal, keempat pemuda itu membantah telah melakukan pelemparan. Namun, bukti kerusakan yang ditunjukkan korban memperkuat dugaan keterlibatan mereka.
Kanit Reskrim Polsek Tallo, IPTU Saiful Basir, membenarkan bahwa para pelaku telah diamankan dan kemudian dipulangkan setelah dilakukan mediasi dengan korban. “Sudah ada kesepakatan damai antara kedua belah pihak di Polsek. Para pelaku telah menandatangani surat pernyataan untuk tidak mengulangi perbuatannya,” jelas IPTU Saiful.
Ia menambahkan bahwa para pemuda tersebut mengaku sedang menggalang dana untuk kegiatan sosial berupa pengecatan jembatan dalam rangka menyambut Hari Kemerdekaan RI pada 17 Agustus. Meski demikian, pihak kepolisian tetap mengingatkan bahwa tindakan main hakim sendiri tidak dapat dibenarkan.
“Kalau mereka mengulangi perbuatannya dan kembali meresahkan masyarakat, tentu akan kami tindak tegas,” tegas Saiful.
Lebih lanjut, IPTU Saiful menilai insiden tersebut dilatarbelakangi kesalahpahaman antara pemuda dan warga. “Mungkin ada miskomunikasi. Bisa saja para pelaku merasa kesal karena mungkin (korban) pelit, tidak diberi sumbangan,” imbuhnya.
Sementara itu, video insiden ini lebih dulu beredar di media sosial sebelum ditindaklanjuti oleh aparat. Salah satu unggahan di akun Instagram @makassar_iinfo memperlihatkan seorang perempuan memarahi sekelompok pemuda yang dituding melempari rumahnya. Dalam video tersebut, perempuan itu terlihat marah dan mempertanyakan aksi para pemuda yang menurutnya sering meminta sumbangan dengan cara tidak pantas.
“Kalau tidak dikasih, rumah dilempari. Katanya buat jembatan, padahal malah buat senang-senang,” demikian narasi dalam unggahan akun tersebut.
Bahkan dalam rekaman video tersebut, salah seorang pemuda terlihat mengacungkan jari tengah ke arah kamera saat ditegur oleh korban, sebuah tindakan yang menambah kecaman publik terhadap perilaku mereka. (*)
Sumber: Tribun News