Pematangsiantar, Sinata.id – Suasana haru masih menyelimuti keluarga besar almarhum Jerdiaman Saragih. Kepergian Jerdiaman pada Rabu, 3 September 2025, memperdalam duka keluarga yang sebelumnya telah kehilangan sang ibu, almarhumah Sarmaulian br Purba, pada 12 Mei 2025. Kini, anak-anak mereka harus menapaki hidup sebagai yatim piatu.
Sebagai wujud kasih dan kepedulian, Gereja Kristen Protestan Pakpak Dairi (GKPPD) Pematangsiantar menggelar ibadah penghiburan pada Minggu, 14 September 2025, di rumah menantu almarhum, Wanda MH Sinamo—suami dari Asri Yuni Pratiwi Saragih, jemaat GKPPD Pematangsiantar. Kehadiran jemaat dan pelayan gereja menjadi pelipur lara bagi keluarga yang tengah berduka.
Ibadah dipimpin oleh Sekretaris PHJ GKPPD, St. Mangapuli Banurea, S.Pd., sementara Firman Tuhan disampaikan Pdt. Pesalmen Padang, S.Th. Mengutip Mazmur 27:10, ia menegaskan bahwa sekalipun ayah dan ibu meninggalkan, Tuhan tidak pernah meninggalkan anak-anak-Nya. Pesan itu menjadi penopang harapan bagi keluarga yang kehilangan sosok kedua orang tua.
Ucapan penghiburan datang silih berganti dari para pelayan dan utusan jemaat, di antaranya Simda Putri br Tinambunan, Ny. PL. Manik, M.Pd br Tumanggor, St. D. br Banurea, St. HLP Manik, Pak Hosea Mataniari, dan St. PL. Manik, M.Pdk. Mereka tidak hanya membawa doa, tetapi juga kepedulian yang tulus.
Di tengah suasana penuh keharuan, hadir pula anak-anak almarhum: Gloria Sepriandi Saragih dan Christina Philianta br Saragih, siswi kelas 3 SMP, yang kini harus melanjutkan perjalanan hidup tanpa kedua orang tua. Wajah-wajah muda itu menjadi pengingat bahwa duka yang mereka tanggung begitu berat.
St. Ferry SP Sinamo, SH, MH—orang tua dari Wanda MH Sinamo—mengungkapkan rasa terima kasihnya atas doa dan dukungan jemaat GKPPD. “Anak-anak dari ipar saya kini menjadi yatim piatu. Tentu tidak mudah menerima kenyataan ini. Namun kami percaya, hanya Tuhan yang sanggup memberi kekuatan dan penghiburan,” ucapnya penuh haru.
Lebih dari sekadar ibadah, momen itu menegaskan peran gereja sebagai “orang tua rohani” yang siap menopang anak-anak yatim piatu. Dukungan doa, kasih, dan kebersamaan jemaat diharapkan menjadi pilar kekuatan bagi mereka untuk menatap masa depan dengan tabah.
Acara ditutup dengan ungkapan terima kasih dari Gloria Sepriandi, Asri Yuni Pratiwi Saragih, dan Wanda MH Sinamo. Mereka menyatakan bahwa kehadiran dan doa jemaat GKPPD Pematangsiantar telah memberi mereka kekuatan baru untuk menghadapi duka mendalam dan tetap melangkah dengan iman. (A27)