Sinata.id – Estadio Santiago Bernabéu kembali bergetar, Rabu dini hari (17/9/2025) pukul 02.00 WIB. Real Madrid menyambut Olympique Marseille dalam laga pembuka fase grup Liga Champions UEFA 2025/2026. Di menit ke-30, papan skor sementara menunjukkan 1-1: gol Timothy Weah pada menit ke-22 dibalas cepat oleh Kylian Mbappé tujuh menit kemudian.
Debut Eropa Xabi Alonso sebagai pelatih Madrid membawa ekspektasi besar. Setelah tersingkir di perempat final musim lalu, Alonso bertekad menghapus luka lama. Di sisi lain, Roberto De Zerbi datang dengan misi berat: memutus catatan buruk Marseille melawan raksasa Spanyol itu. Atmosfer Bernabéu memanas—para penggemar Los Blancos haus kemenangan dan gelar ke-16 Liga Champions.
Dua Nama yang Mencuri Perhatian
Sorotan utama tertuju pada Kylian Mbappé. Penyerang Prancis ini sudah membuktikan diri sebagai mimpi buruk Marseille sejak masa lalu. Namun malam ini bukan hanya tentang Mbappé. Franco Mastantuono, bintang muda Argentina berusia 18 tahun 33 hari, berpeluang menulis sejarah. Jika turun bermain, ia akan menjadi pemain asing termuda yang debut di Liga Champions bersama Real Madrid, mematahkan rekor Endrick. Lebih gila lagi, jika mencetak gol, ia otomatis menjadi pencetak gol termuda klub di kompetisi ini—sebuah kisah yang bisa menjadi dongeng Bernabéu.
Xabi Alonso dikenal berani memberi kepercayaan kepada talenta muda. Mastantuono tampil impresif di sesi latihan—keberanian, kreativitas, dan visi bermainnya membuat para penggemar percaya ia bisa membuka laga-laga sulit. Malam ini bisa menjadi panggung kelahirannya sebagai idola baru Madridista.
Marseille Datang dengan Tekanan Berat
Marseille tampil inkonsisten di Ligue 1: garang di kandang, tapi rapuh di tandang. Bermain di Bernabéu dengan catatan empat kekalahan dari empat pertemuan sebelumnya bukan hal mudah. Roberto De Zerbi dipaksa berpikir taktis—bertahan rapat, memanfaatkan serangan balik, dan berharap kreativitas Mason Greenwood atau Bilal Nadir bisa memberi kejutan.
Les Phocéens membawa Pierre-Emerick Aubameyang sebagai ujung tombak. Sang veteran berpengalaman tahu cara mengubah peluang kecil menjadi gol. Geoffrey Kondogbia, gelandang tangguh, akan memikul tugas memutus aliran serangan Madrid sambil mendukung transisi cepat.
Formasi
Real Madrid (4-2-3-1 / 4-3-3 modifikasi):
Thibaut Courtois (GK); Trent Alexander-Arnold, Éder Militão, Dean Huijsen, Álvaro Carreras; Federico Valverde, Aurélien Tchouaméni, Arda Güler; Franco Mastantuono, Vinícius Jr.; Kylian Mbappé.
Marseille (4-2-3-1):
Gerónimo Rulli (GK); Amir Murillo, Benjamin Pavard, Nayef Aguerd, Emerson; Pierre-Emile Højbjerg, Geoffrey Kondogbia; Mason Greenwood, Bilal Nadir, Timothy Weah; Pierre-Emerick Aubameyang.
Prediksi skor akhir: Real Madrid 2-1 Marseille. Meski diperkirakan menang tipis, Madrid tidak boleh lengah—Marseille punya potensi memberi kejutan, terutama di babak kedua.
Duel Kunci di Lapangan
-
Kylian Mbappé (Real Madrid): Kecepatan dan naluri golnya jadi senjata utama.
-
Vinícius Jr. (Real Madrid): Dribel tajam dan pergerakan lincah siap merobek pertahanan lawan.
-
Aurélien Tchouaméni (Real Madrid): Pemegang keseimbangan lini tengah, bertahan sekaligus mendukung serangan.
-
Pierre-Emerick Aubameyang (Marseille): Ancaman klasik di kotak penalti.
-
Geoffrey Kondogbia (Marseille): Pilar fisik dan pengalaman, krusial mematahkan serangan Los Blancos.
Madrid kemungkinan akan mendominasi bola sejak awal, memaksa Marseille bertahan dan menunggu celah serangan balik. Vinícius Jr. bersama Alexander-Arnold di sisi sayap siap menjadi pengacau. Jika momentum dibutuhkan, Alonso dapat memanfaatkan Bellingham atau Camavinga untuk memperkuat lini tengah.
Bernabéu Siap Menjadi Saksi Sejarah
Malam ini bukan sekadar laga pembuka grup. Ini adalah panggung besar bagi Xabi Alonso untuk menegaskan arah baru Madrid, bagi Mbappé untuk memperkuat statusnya, dan bagi Mastantuono untuk lahir sebagai legenda masa depan. Semua mata tertuju ke Bernabéu—karena di sana, sejarah baru Real Madrid mungkin saja ditulis. (A46)