“Satu diserang, semua melawan” bukan lagi sekadar slogan, Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) menegaskan prinsip itu dengan mengaktifkan kembali pakta pertahanan kolektif usai serangan Israel ke Qatar. Enam negara Teluk bersatu mengirim pesan kuat ke dunia, bahwa setiap ancaman terhadap satu anggota akan dibalas dengan solidaritas dan kekuatan penuh seluruh kawasan.
Doha, Sinata.id – Gelombang solidaritas Teluk kembali menguat. Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) resmi menghidupkan lagi aliansi pertahanan kolektif setelah Israel melancarkan serangan ke Qatar pada 9 September lalu. Keputusan ini menjadi sinyal tegas: serangan terhadap satu anggota GCC berarti memicu respons seluruh negara Teluk.
Pakta Pertahanan Teluk Kembali Bangkit
Enam anggota GCC—Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab (UEA)—menegaskan komitmen menjaga keamanan kawasan. Konsultasi militer telah dilakukan, dan Komando Militer Terpadu akan bertemu di Doha untuk merancang strategi pencegahan yang lebih kuat.
Juru Bicara Kemlu Qatar, Majed Mohammed Al Ansari, menyebut langkah ini sebagai penguatan perisai Teluk di tengah ancaman berulang Zionis. “Pakta pertahanan GCC jelas: serangan terhadap satu anggota adalah serangan terhadap semua,” tegasnya.
Desakan untuk AS Mengendalikan Sekutu
Sekjen GCC, Jasem Mohamed Albudaiwi, secara blak-blakan mendesak Washington menggunakan pengaruhnya. “Kami berharap mitra strategis kami di AS menekan Zionis agar menghentikan perilaku agresif ini. Mereka punya pengaruh besar dan saatnya itu digunakan,” ujarnya, dikutip dari Al Jazeera, Rabu (17/9/2025).
Albudaiwi menegaskan, tanpa langkah tegas AS, ketegangan bisa melebar. Seruan ini menunjukkan frustrasi Teluk terhadap kebijakan ganda yang dianggap memberi ruang bagi Israel.
Kecaman Keras dan Janji Solidaritas
Meski GCC mengaktifkan mekanisme pertahanan, sebagian besar pernyataan KTT Islam-Arab di Doha tetap berupa kecaman. OKI dan Liga Arab mengecam “serangan pengecut dan ilegal” Israel terhadap Qatar. Deklarasi bersama menegaskan solidaritas penuh terhadap Doha, sembari mendukung semua langkah yang diambil negara itu.
Negara-negara Teluk juga mengecam ancaman lanjutan Israel untuk menargetkan Qatar. “Kami menolak keras retorika provokatif ini,” bunyi memo resmi mereka.
Qatar tidak tinggal diam. Al Ansari menegaskan, Doha akan memanfaatkan semua instrumen hukum internasional untuk meminta pertanggungjawaban Israel. “Kami percaya pada kekuatan hukum dan organisasi internasional untuk menegakkan keadilan,” katanya. (A46)