Oleh: Pdt Mis.Ev.Daniel Pardede, SH, MH
Amsal 14:30 menegaskan, “Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang.” Firman ini mengingatkan bahwa iri hati, dengki, dan cemburu adalah racun yang dapat merusak kehidupan manusia.
Kisah Yusuf dan Saudara-saudaranya
Kitab Kejadian 37 mencatat kisah Yusuf yang mendapat mimpi dari Tuhan. Ia bermimpi berkas gandumnya tegak lurus, sementara berkas gandum milik saudara-saudaranya mengelilingi dan sujud kepadanya. Dalam mimpi lain, matahari, bulan, dan sebelas bintang pun sujud kepadanya.
Makna mimpi tersebut menunjukkan bahwa Yusuf akan ditinggikan. Namun, saudaranya justru diliputi iri hati dan dendam, hingga merencanakan untuk membunuhnya. Rencana itu akhirnya berubah menjadi penjualan Yusuf sebagai budak ke Mesir. Meski demikian, rencana jahat manusia dipakai Tuhan untuk mengangkat Yusuf menjadi penguasa di negeri asing.
Saul dan Daud: Iri Hati yang Membara
Contoh lain dapat kita lihat dalam hubungan Raja Saul dengan Daud. Ketika rakyat memuji kemenangan Daud melebihi Saul, hati Saul dipenuhi iri dan amarah. Sejak itu Saul terus berusaha menyingkirkan Daud (1 Samuel 18:6–9) . Api iri hati yang dipelihara Saul membuat hidupnya dipenuhi kebencian hingga akhir hayatnya.
Pesan bagi Orang Percaya
Kedua kisah ini menegaskan betapa berbahayanya iri hati. Rasa dengki dan cemburu bukan saja merusak diri sendiri, tetapi juga menghancurkan relasi dengan sesama. Sebaliknya, firman Tuhan menuntun umat-Nya untuk hidup dengan hati yang tenang, penuh kasih, serta menyerahkan segala perkara kepada Allah.
Israel sebagai Umat Pilihan
Kitab Suci juga menegaskan janji Tuhan kepada Abraham, bahwa keturunannya akan menjadi bangsa yang besar, umat pilihan Allah yang kudus dan berharga di mata-Nya (1 Petrus 2:9–10) . Bahkan firman Tuhan berkata, “Siapa yang memberkati Israel akan diberkati, dan siapa yang mengutuk Israel akan dikutuk” (Kejadian 12:3). Janji ini berlaku kekal, menegaskan kesetiaan Allah kepada umat-Nya.
Sebagai penutup, firman Tuhan kembali mengingatkan kita:
“Janganlah kita gila hormat, janganlah kita saling menantang dan saling mendengki.”
(Galatia 5:26)
Salom. (A27)