Sinata.id – Di kancah sepak bola Eropa, tidak banyak pemain Indonesia yang mendapat perhatian serius dari klub benua biru. Namun Marselino Ferdinan, gelandang muda berbakat berusia 20 tahun, kini memegang tiket emas itu. AS Trencin, klub Liga Slovakia, secara terbuka memberikan dukungan penuh untuk pengembangan kariernya.
Direktur Olahraga AS Trencin, Andrej Zacik, bahkan mengaku sudah lama memantau Marselino.
“Dia adalah talenta luar biasa di sepak bola Indonesia dan Asia. Kami tertarik padanya bahkan sebelum ia bergabung dengan klub Belgia,” ujarnya lewat laman resmi klub, dikutip Senin (22/9/2025).
Pernyataan ini bukan basa-basi: minat sejak awal menunjukkan keyakinan Trencin terhadap potensinya.
Namun Zacik tidak menutup mata terhadap kenyataan bahwa performa eks pemain Persebaya Surabaya itu sempat menurun. Ia menyebut perkembangan Marselino dalam beberapa tahun terakhir “belum ideal”.
Bagi Zacik, itu bukan vonis, melainkan janji pendampingan. “Kami akan berusaha membantunya berkembang lagi,” tegasnya.
Bukan Jalan Instan
Saat ini, Marselino masih menyelesaikan formalitas administrasi sebelum resmi merumput bersama Trencin.
Zacik memperingatkan publik untuk bersabar.
“Dalam beberapa hari ke depan, formalitas harus diselesaikan dan ia akan bergabung dengan tim. Ia butuh ruang untuk adaptasi,” jelasnya.
Trencin bahkan menegaskan tidak akan membebani ekspektasi berlebihan dalam minggu-minggu awal. Namun, peluang emas ini tidak datang dua kali.
“Kami tidak bisa terlalu berharap banyak di awal. Semuanya tergantung bagaimana ia memanfaatkan kesempatan,” lanjut Zacik.
Bagi seorang pemain muda, inilah ujian sesungguhnya, bukan sekadar mengenakan jersey baru, tetapi juga membuktikan bahwa ia layak bersaing di level top Eropa.
Pinjaman dari Oxford United
Transfer Marselino ke AS Trencin bukan kepindahan permanen, melainkan mekanisme pinjaman dari klub kasta kedua Inggris, Oxford United. Situasi ini memperjelas bahwa ia harus memanfaatkan panggung Slovakia untuk menunjukkan kapasitasnya sebelum kembali ke Inggris.
Menariknya, pasca Piala Presiden 2025 pada Juli lalu, Marselino sempat tak kunjung bergabung dengan Oxford dan lebih banyak berlatih di Jakarta. Ketidakpastian itu kini menemukan jawaban melalui kesepakatan pinjaman.
Suara Marselino
Di tengah semua sorotan, Marselino memilih nada positif. Ia menyebut dirinya bahagia memulai babak baru. “Saya sangat senang dengan peminjaman ini. Setelah lama menunggu berbagai dokumen, semuanya akhirnya selesai,” ujarnya.
Ia juga tidak lupa mengucapkan terima kasih. “Saya menghargai semua orang yang terlibat dan berterima kasih kepada mereka,” tambahnya. Pemain dengan catatan lima gol dari 37 penampilan bersama Timnas Indonesia ini percaya bisa beradaptasi di Slovak First Football League, kompetisi yang jarang dijamah pemain Asia Tenggara.
Jalan Panjang Menuju Reputasi Eropa
Dari perspektif komentator sepak bola, langkah ini bukan sekadar transfer biasa. Marselino berada di titik krusial, membuktikan diri atau tenggelam di pusaran kompetisi Eropa. Dukungan AS Trencin adalah hadiah langka, tapi hadiah itu hanya bermakna jika dimanfaatkan dengan kerja keras dan disiplin.
Kesempatan seperti ini seringkali menentukan karier pemain Asia. Adaptasi terhadap iklim, kultur, dan gaya bermain Eropa bukan perkara mudah. Namun, dengan talenta yang sudah diakui sejak remaja, Marselino punya modal besar. (A46)