Sinata.id – Ada lubang besar di lini tengah Real Madrid sejak Luka Modric memilih menutup bab panjangnya bersama Los Blancos dan merapat ke AC Milan. Sosok maestro Kroasia itu bukan sekadar pengatur ritme, melainkan simbol kreativitas yang menghidupkan permainan Madrid selama lebih dari satu dekade.
Kini, siapa yang pantas menjadi penerus?
Jawaban yang berhembus dari ibu kota Spanyol cukup mengejutkan, Vitinha.
Gelandang milik Paris Saint-Germain (PSG) itu disebut masuk radar utama manajemen Madrid sebagai kandidat pengganti Modric.
Motor Baru Sepak Bola Eropa
Mengapa Vitinha? Musim lalu, ia bukan hanya tampil stabil, tetapi benar-benar dominan. Bersama PSG, pemain Timnas Portugal itu menjadi motor utama dalam perjalanan Les Parisien meraih treble winner, sebuah sejarah baru di Parc des Princes.
Pengakuan dunia pun tiba. Vitinha menutup tahun dengan menempati peringkat ketiga dalam Ballon d’Or 2025.
Capaian itu mengukuhkan statusnya sebagai salah satu gelandang terbaik di generasinya. Real Madrid, yang tak ingin kehilangan kelas di lini tengah, tentu melihat ini sebagai peluang emas.
Rodrygo Jadi Tumbal?
Namun, Madrid bukan tanpa kendala. PSG jelas tidak akan melepas permata berharganya begitu saja.
Karena itu, kabarnya Los Blancos menyiapkan skema negosiasi cerdas: uang tunai ditambah Rodrygo.
Langkah ini bukan tanpa alasan. PSG sudah lama mengincar Rodrygo, dan Madrid siap memanfaatkan ketertarikan tersebut.
Dalam kacamata analis, ini adalah strategi “tukar kebutuhan”, PSG dapat penyerang muda dengan prospek cerah, Madrid dapat pengatur lini tengah yang mereka dambakan.
Meski demikian, proses transfer ini diprediksi akan penuh drama.
PSG punya ambisi besar mempertahankan Vitinha, sementara Madrid tak mungkin mengeluarkan cek kosong tanpa kalkulasi.
Itu sebabnya, nama Alexis Mac Allister dari Liverpool disebut sebagai rencana cadangan.
Gelandang Argentina itu dianggap punya karakter permainan yang bisa mengisi peran Modric, meski mungkin tanpa kilau prestasi sebrilian Vitinha.
Jika Madrid benar-benar mendaratkan Vitinha, maka ini bukan hanya soal transfer biasa, melainkan pernyataan besar, mereka tidak mau tertinggal dalam era regenerasi.
Namun, risiko juga besar. Menukar Rodrygo bisa mengorbankan kedalaman lini serang, terlebih jika PSG enggan melepas Vitinha meskipun sudah ada tawaran kompromi.
Di sisi lain, opsi Mac Allister bisa jadi solusi pragmatis, meski publik Santiago Bernabéu mungkin akan melihatnya kurang “galáctico”. (A46)