Oleh: Pastor Dion Panomban
Abba Home Family – Jumat, 25 September 2025.
Dalam perjalanan hidup, seringkali kita berhadapan dengan kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan. Hal ini juga dialami oleh Yosua ketika memimpin bangsa Israel. Meski berulang kali bangsa itu memberontak, Tuhan mengajar Yosua untuk tetap teguh dan tidak tawar hati.
Kitab Amsal mengingatkan: “Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu” (Amsal 24:10). Saat hati kita tawar, semangat melemah, bahkan energi rohani seakan hilang. Iblis tahu prinsip ini, sebab hati yang patah dapat mengeringkan tulang dan melemahkan tubuh kita (Amsal 17:22).
Bahkan tokoh besar seperti Elia pernah merasa putus asa hingga ingin mati, dan Yohanes Pembaptis pun sempat meragukan Yesus sebagai Mesias. Hal ini menunjukkan bahwa setiap orang bisa mengalami masa tawar hati.
Namun firman Tuhan dalam Yesaya 30:15-18 meneguhkan:
“Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu.”
Sayangnya, banyak orang lebih mengandalkan kekuatan sendiri (ay. 16-17), padahal Tuhan sedang menantikan saat untuk menunjukkan kasih dan penyertaan-Nya (ay. 18).
Pertanyaan Perenungan
1. Kapan kita diselamatkan? (ay. 15)
2. Apa arti diam, tenang, dan bertobat? (ay. 15)
3. Mengapa banyak orang tidak mau mempraktikkannya? (ay. 15)
4. Apa yang sering dilakukan umat Tuhan? (ay. 16)
5. Apa maksud ayat 16 dan dampaknya? (ay. 17)
6. Apa yang Tuhan mau dari kita? (ay. 18)
Hidup ini penuh dengan kejutan dan tantangan. Jangan biarkan hati tawar melemahkan imanmu. Kekuatan sejati tidak terletak pada kecepatan kuda atau usaha manusia, melainkan pada hati yang diam, tenang, percaya, dan bertobat di hadapan Tuhan.
“Berbahagialah semua orang yang menanti-nantikan Dia!” (Yesaya 30:18b) syalom. (A27)