Sinata.id – Ketegangan udara kembali terasa di Denmark. Jumat malam, 26 September 2025, radar militer negara Skandinavia itu mendeteksi pergerakan benda asing tak berawak di beberapa titik vital. Satu di antaranya berada di Pangkalan Udara Karup, fasilitas pertahanan terbesar Denmark yang juga berbagi landasan dengan bandara sipil Midtjylland.
Polisi memastikan, sekitar pukul 20.15 waktu setempat, satu hingga dua drone melintas di atas area pangkalan. “Kami tidak menembaknya, dan asal-usulnya masih belum jelas,” ujar juru bicara kepolisian, Simon Skelkjaer.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan hanya membenarkan penampakan drone tanpa membuka detail lokasi lain yang ikut terdampak.
Bandara dan Pangkalan Militer Lumpuh Sementara
Meski tidak ada penerbangan sipil yang terganggu malam itu, aktivitas drone telah memaksa otoritas bandara menutup landasan secara sementara.
Kejadian ini bukan insiden tunggal. Sejak awal pekan, serangkaian penampakan serupa melumpuhkan sedikitnya lima bandara sipil dan militer, termasuk Bandara Kopenhagen, yang merupakan gerbang udara tersibuk di kawasan Nordik.
Tuduhan Politik dan Bayangan Rusia
Pemerintah Denmark tidak menutup kemungkinan adanya motif geopolitik di balik insiden ini.
Menteri Kehakiman, Peter Hummelgaard, menilai drone digunakan bukan sekadar untuk pengintaian, melainkan untuk menciptakan rasa takut dan memecah konsentrasi publik.
Nada lebih keras datang dari Perdana Menteri Mette Frederiksen. Ia menyebut aksi ini bagian dari “serangan hibrida” yang sengaja diarahkan untuk melemahkan infrastruktur dan institusi negara.
Frederiksen bahkan mengindikasikan Rusia sebagai pihak yang berada di balik ancaman.
Namun, tudingan itu segera dimentahkan. Kedutaan Besar Rusia di Kopenhagen menyebut pernyataan tersebut sebagai provokasi, sementara juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menegaskan tuduhan itu tidak berdasar.
Bukan Ancaman Tunggal untuk Denmark
Gangguan udara ini ternyata juga menghantui negara-negara Eropa lainnya.
Di Norwegia, Bandara Oslo sempat ditutup beberapa jam akibat penampakan drone. Pangkalan Udara Orland yang menampung jet tempur F-35 ikut dilaporkan menjadi target aktivitas mencurigakan.
Situasi serupa dilaporkan di Jerman, tepatnya Schleswig-Holstein, wilayah yang berbatasan langsung dengan Denmark.
Bahkan di Lituania, otoritas bandara Vilnius melaporkan gangguan yang sama.
Uni Eropa Bergerak, Denmark Perkuat Pertahanan
Insiden demi insiden akhirnya memaksa para menteri pertahanan dari 10 negara Uni Eropa duduk bersama untuk mempercepat kesepakatan pembangunan “tembok drone”, sebuah sistem pertahanan kolektif yang digadang sebagai benteng baru menghadapi ancaman teknologi udara.
Komisaris Pertahanan Uni Eropa, Andrius Kubilius, menegaskan kolaborasi ini harus dilaksanakan secara lintas negara dan melibatkan Ukraina, yang kini berada di garis depan menghadapi agresi Rusia.
Bagi Denmark, situasi ini menjadi semakin mendesak. Dalam hitungan hari, negara itu akan menjadi tuan rumah KTT Uni Eropa.
Demi memastikan keamanan, Swedia sudah menawarkan teknologi anti-drone, sementara Kementerian Pertahanan Denmark menegaskan perangkat yang beroperasi ini kemungkinan dikendalikan oleh pihak profesional. (A46)