Sinata.id – Program Makan Bergizi Gratis (MBG), kebijakan unggulan Presiden Prabowo Subianto, kini tak hanya ramai dibicarakan di dalam negeri, tapi juga menjadi headline di sejumlah media internasional. Isu keracunan massal yang dialami ribuan pelajar Indonesia membuat sorotan tajam datang dari berbagai belahan dunia.
Media Malaysia The Star, dikutip Sinata.id pada Selasa (30/9/2025) menulis bahwa pemerintah Indonesia tetap berkomitmen melanjutkan program MBG meskipun banyak kasus keracunan dilaporkan.
Dalam laporannya, The Star mengutip keterangan resmi pemerintah yang hanya menutup dapur atau kantin bermasalah untuk sementara sambil dilakukan investigasi.
Tak berhenti di situ, The Star juga mengutip laporan dari The Jakarta Post yang menyebut ribuan anak sekolah terpaksa dirawat di rumah sakit usai menyantap makanan dari dapur MBG.
Sikap Prabowo Disorot Singapura
Dari Singapura, The Straits Times menyoroti langsung komentar Presiden Prabowo.
Media ini menuliskan pernyataan sang Presiden yang menyebut angka keracunan sebagai “kesalahan kecil”, hanya sekitar 0,00017 persen dari total penerima program.
Menurut laporan tersebut, tercatat ada 70 insiden dengan lebih dari 6.000 anak terdampak sejak Agustus lalu.
China Hingga Turki Ikut Memberitakan
Sorotan serupa juga datang dari South China Morning Post (SCMP).
Media besar asal Hong Kong itu menuliskan artikel berjudul “Indonesia’s free meals scheme under fire over food poisoning cases, calls for a halt mount”.
SCMP menekankan, meski kritik keras datang dari berbagai pihak, pemerintah Indonesia tetap berjanji memperketat pengawasan tanpa menghentikan program yang digadang-gadang mampu menekan angka stunting ini.
Sementara itu, dari Turki, TRT World melaporkan kondisi darurat kesehatan yang sempat ditetapkan di Bandung Barat setelah lonjakan kasus keracunan di kalangan pelajar.
Media ini menyoroti bagaimana isu tersebut menciptakan kepanikan publik dan menjadi ujian bagi kredibilitas program MBG.
Data Keracunan Jadi Perdebatan
Media Australia ABC Net menyoroti data dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) yang mencatat lebih dari 4.000 anak keracunan sejak Januari hingga Agustus 2025.
Laporan itu juga mempertanyakan standar kualitas makanan dalam program yang telah menjangkau 20 juta penerima, dan ditargetkan menyentuh 83 juta anak dengan anggaran Rp171 triliun pada akhir tahun.
Media Barat Ikut Mengangkat Isu
Tak hanya dari Asia, media Barat seperti NBC News, The Independent, Associated Press, The Telegraph, hingga BBC juga ikut mengabarkan kontroversi ini.
Hampir semua menyoroti dua hal: tingginya angka pelajar yang jatuh sakit, dan ambisi pemerintah Indonesia yang tetap ngotot melanjutkan MBG meski kritik semakin deras.
MBG dianggap vital untuk masa depan generasi muda Indonesia. Namun di sisi lain, sorotan global memperlihatkan bahwa program dengan anggaran raksasa ini tak boleh luput dari pengawasan ketat, terutama soal kualitas dan keamanan makanan. (A46)