Sinata.id – Serangan jantung tidak hanya terjadi saat siang hari akibat stres atau aktivitas berat. Nyatanya, banyak kasus justru terjadi saat kita terlelap, dengan gejala yang seringkali samar dan mudah diabaikan.
Fakta mengejutkan dari sebuah studi di PubMed mengungkap bahwa sekitar 20% infark miokard terjadi antara tengah malam dan pukul 6 pagi.
Meski tubuh secara alami menurunkan tekanan darah dan detak jantung pada malam hari, kondisi tertentu justru dapat memicu serangan jantung saat istirahat. Faktor pemicunya antara lain stres, pola tidur tidak teratur, kondisi jantung yang tidak terdiagnosis, atau kolesterol tinggi.
Pada malam hari, perubahan ritme sirkadian—pengatur detak jantung, tekanan darah, dan kadar hormon—dapat meningkatkan kerentanan tubuh, terutama pada individu dengan riwayat jantung.
Lima Tanda Peringatan yang Perlu Diwaspadai:
-
Nyeri Dada Menjalar: Sensasi sesak, tekanan, atau nyeri di dada yang dapat membangunkan tidur. Berbeda dengan maag, rasa tidak nyaman ini bisa menjalar ke lengan, leher, rahang, atau punggung.
-
Sesak Napas Mendadak: Terbangun terengah-engah tanpa alasan jelas, sering kali tanpa disertai nyeri dada, menandakan kekurangan oksigen mendadak.
-
Keringat Dingin Berlebihan: Berkeringat tiba-tiba di malam hari dengan kulit yang terasa dingin dan lembap, mengindikasikan stres kardiovaskular.
-
Mual dan Pusing: Perasaan mual, pusing, atau ingin pingsan yang menandakan berkurangnya aliran darah ke otak atau jantung—terutama jika disertai nyeri dada.
-
Detak Jantung Tidak Teratur: Jantung berdebar kencang, cepat, atau tidak teratur saat istirahat, yang dapat membangunkan tidur dan mengindikasikan aritmia atau ketegangan jantung.
Gejala-gejala ini sering dianggap sepele karena terjadi saat tubuh beristirahat. Padahal, penanganan yang terlambat dapat berakibat fatal. Kenali tanda-tandanya dan segera cari bantuan medis jika mengalami keluhan tersebut, terutama jika Anda memiliki faktor risiko jantung. (A58)