Pematangsiantar, Sinata.id – Belum lama ini pemerintah tempatkan dana segar Rp 200 triliun ke 5 perbankan yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), seperti Bank Mandiri, BRI, BNI, BTN, dan BSI.
Penempatan dana Rp 200 triliun, sebut Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa bulan lalu, bertujuan untuk memperkuat likuiditas perbankan nasional sekaligus menjaga stabilitas ekonomi.
Menanggapi kebijakan tersebut, General Banker Manager Bank Mandiri Cabang Pematangsiantar, Natanael Siagian mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk mempercepat penyaluran kredit. Terutama bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
“Kami berkomitmen memperkuat pembiayaan sektor riil dengan prinsip kehati-hatian, agar kredit benar-benar produktif,” ujar Natanael dikantornya, Selasa (7/10/2025).
Sementara Akademisi Universitas Simalungun (USI), Dr Darwin Damanik menilai, efektivitas kebijakan penempatan dana sebesar Rp 200 triliun itu, akan bergantung pada penyaluran dana tersebut mengalir ke sektor produktif.
“Jika dana Rp 200 triliun itu tersalurkan ke sektor padat karya, UMKM, dan industri dengan multiplayer effect tinggi, maka dampaknya akan signifikan terhadap pemulihan ekonomi,” ucap Darwin, Kamis (9/10/2025).
Katanya, manfaat dari kebijakan pemerintah dapat dilihat dari seberapa besar kemudahan terhadap akses modal bagi UMKM, penciptaan lapangan kerja baru, serta stabilitas harga di pasar.
Hanya saja, akademisi ini mengingatkan tantang perlunya pengawasan, agar dana tidak hanya memperkuat perbankan, melainkan benar-benar dirasakan sektor riil.
Sementara itu, terkait kendala utama penyaluran kredit bagi pelaku UMKM, Darwin menyebut, persoalan jaminan masih menjadi hambatan terbesar.
“UMKM umumnya tidak memiliki aset tetap yang cukup sebagai agunan, seperti tanah atau bangunan. Bisnis mereka bergantung pada aset lancar yang sulit dijadikan jaminan,” jelasnya.
Menurutnya, risiko kredit dan ketidakstabilan pendapatan membuat bank cenderung berhati-hati. “Tingkat kredit macet (NPL) pada sektor UMKM lebih tinggi, karena pendapatan tidak stabil dan rentan terhadap fluktuasi pasar. Itu sebabnya bank masih selektif dalam memberikan pembiayaan,” tuturnya. (SN15)