oleh: Pdt Mis Ev Daniel Pardede SH MH
Renungan Sarapan Pagi Kristen dari YouTube Prison Hospital Crusade Daniel Pardede Ministry hari ini, mengangkat pesan mendalam dari Mazmur 17:8, yang berkata:
“Peliharalah aku seperti biji mata, sembunyikanlah aku di bawah naungan sayap-Mu.”
Firman ini menggambarkan doa Daud, seorang yang setia dan taat kepada Tuhan, agar hidupnya selalu dijaga seperti biji mata — organ tubuh yang paling sensitif, yang secara refleks dilindungi dari segala hal yang mengancamnya. Begitu pula Tuhan menjaga setiap orang yang hidup benar di hadapan-Nya.
Daud dan Ayub dikenal sebagai pribadi yang pernah berani berbantah dengan Tuhan, namun mereka melakukannya bukan karena sombong, melainkan karena sadar bahwa mereka hidup adil dan benar di mata Tuhan. Dalam segala penderitaan, mereka tetap memohon perlindungan dan pertolongan dari Tuhan, sebab mereka tahu hanya Tuhan yang mampu melindungi dari iri hati, dengki, dan cemburu manusia.
Seperti biji mata yang tidak bisa dijamah debu tanpa reaksi perlindungan, demikianlah Tuhan menjaga umat-Nya dengan kasih yang lembut namun penuh kuasa. Bahkan bangsa Israel pun dijaga seperti biji mata Tuhan sendiri (Ulangan 32:10).
Tuhan berfirman melalui nabi Zakharia (2:5–8):
“Sebab siapa yang menjamah kamu, berarti menjamah biji mata-Ku.”
Janji ini menunjukkan betapa berharganya umat Tuhan di mata-Nya. Karena itu, bangsa atau pribadi mana pun yang memerangi umat Tuhan tanpa alasan, sama saja menantang kuasa dan keadilan Tuhan sendiri.
Renungan ini juga menegaskan pelajaran penting bagi kita bangsa Indonesia: Janganlah memusuhi bangsa yang tidak memusuhi kita.
Demikian pula dalam kehidupan berjemaat dan berkeluarga, jangan membuka pertikaian dengan mereka yang tidak pernah mencari masalah dengan kita. Bila ada yang berusaha menimbulkan pertentangan, mintalah hikmat dan pengetahuan dari Tuhan agar kita tidak salah langkah dalam mengambil keputusan.
“Tuhan menjaga umat-Nya seperti biji mata-Nya sendiri. Barangsiapa berlindung di bawah naungan sayap-Nya, tidak akan goyah oleh iri hati manusia, sebab mata Tuhan senantiasa menatap dan melindunginya.” Shalom (A27)