Simalungun, Sinata.id – Tidak sedikit bocah di Huta (Dusun) Bintang Meriah, Nagori (Desa) Dolok Maraja, Kecamatan Tapian Dolok, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, harus berjalan kaki sejauh 5 kilometer (km) untuk berangkat dan pulang sekolah pada setiap harinya.
Bukan cuma itu, selama di perjalanan, para bocah harus melalui jalanan terjal, curam dan tanjakan, demi menuju SD Negeri 096783 Pusuk Pardamean di Nagori Talun Kondot, Kecamatan Panombean Panei, Kabupaten Simalungun.
Jalan kaki harus ditempuh generasi muda penerus bangsa ini, karena tak ada angkutan umum di sana.
Untuk tiba tepat waktu di sekolah, Sinia, salah satu siswa SD Negeri 096783, harus berangkat dari rumah di saat hari masih gelap.
Sinia harus memulai perjalanan dari rumah sekira pukul 05.00 WIB. Biasanya, Sinia dan kawan-kawan SD-nya dari Huta Bintang Meriah, berjalan selama 1,5 hingga 2 jam, untuk tiba di sekolah.
Kata Sinia, ia tak jarang tidak sempat sarapan. Karena gadis kecil ini bertekad untuk tidak terlambat untuk tiba di sekolah. Ia juga tidak ingin ketinggalan pelajaran, karena terlambat.
“Belum sarapan tadi Tulang (Sapaan sopan untuk pria yang jauh lebih dewasa, yang biasanya digunakan untuk menyapa saudara kandung laki-laki dari ibu),” ujar murid kelas 5 SD ini, Selasa 14 Oktober 2025.
Sebut Sinia, orang tua atau keluarganya bukan tidak ingin mengantar dirinya ke sekolah. Namun, keluarganya tidak memiliki sepeda motor untuk mengantarnya.
“Gak punya kereta (sepeda motor) kami Tulang. Jalan kaki lah setiap hari. Tadi pulang sekolah jam setengah satu,” tutur Sinia, lalu mengucapkan terimakasih atas air mineral yang ia terima dari jurnalis Sinata.id.
Sementara, menurut warga yang ditemui di jalan menuju Dusun Bintang Meriah, murid-murid SD tersebut, terkadang menumpang kendaraan warga yang melintas.
“Kalau ada yang kenal atau pas ada yang lewat, sering menumpang anak-anak ini. Kasihan memang kalau jalan kaki berkilo-kilo. Apalagi jalannya jelek dan kalau hujan licin, karena jalan ini masih banyak yang tanah,” kata warga yang baru saja kembali dari Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara.
Sedangkan, Pangulu (Kepala Desa) Dolok Maraja Andi Winariadi mengatakan, ada 2 pilihan sekolah yang bisa diakses para warga di dusun ini. Diantaranya SD yang ada di Bah Sulung atau SD Negeri Pusuk Pardamean.
“Kalau sudah SMP atau SMA kebanyakan mereka kos atau bawa kendaraan sendiri. Tapi kalau mereka tak punya kendaraan, mereka ada yang kos di dekat sekolahnya. Karena jarak dari Dusun Bintang Meriah ini cukup jauh, sekitar 10 kilometer ke Simpang Sinaksak,” katanya.
Rano Hutasoit warga Nagori Talun Kondot yang dihubungi via selularnya mengatakan, selain murid dari Dusun Bintang Meriah, ada juga murid dari Huta Baru, Nagori Banu Raya, Kecamatan Panombean Panei yang menempuh jarak serupa.
Akses yang dilalui para murid ini juga tak jauh berbeda dengan apa yang dilalui murid yang berasal dari Dusun Bintang Meriah.
“Memang jarak sekolah di kampung itu jauh. Ada juga yang dari Huta Baru, mereka melewati hutan, jalannya licin karena masih banyak tanah,” ucap alumni SD 096783 Pusuk Pardamean ini mengakhiri. (SN11)