Sinata.id – Harga emas dunia sempat meroket hingga US$ 4.250 per troy ons sebelum terkoreksi akibat aksi profit taking. Setelah mencatat lonjakan spektakuler selama beberapa pekan terakhir, logam mulia itu kini menunjukkan tanda-tanda kelelahan.
Pada perdagangan Jumat (17/10/2025), harga emas di pasar spot ditutup di level US$ 4.250,1 per troy ons, turun 1,81% dibandingkan sehari sebelumnya.
Penurunan ini diyakini sebagai dampak aksi ambil untung atau profit taking, wajar mengingat harga emas sudah melesat tinggi dalam waktu singkat. Meski sempat tergelincir di akhir pekan, emas masih menorehkan kenaikan 5,9% dalam sepekan dan 13,17% dalam sebulan terakhir. Sejak awal tahun 2025, performanya bahkan luar biasa, naik hingga 61,59%.
Baca Juga: Harga Emas di Pegadaian Hari Ini Naik Tipis, Antam Tembus Rp2,67 Juta per Gram
Naik Lagi atau Saatnya Waspada?
Secara teknikal, pergerakan emas masih bertahan di zona positif. Indikator Relative Strength Index (RSI) menunjukkan angka 85, mengindikasikan momentum bullish yang kuat, namun sekaligus menandakan kondisi jenuh beli (overbought). Sinyal serupa juga muncul dari Stochastic RSI yang menyentuh level 98, memperkuat potensi koreksi jangka pendek.
Selain itu, indikator Average True Range (ATR) selama 14 hari berada di level 120, menandakan volatilitas tinggi akan mewarnai perdagangan emas dalam waktu dekat. Dengan kata lain, harga emas bisa bergerak liar, naik dan turun dengan cepat.
Para analis teknikal kini memantau area pivot point di US$ 4.213 per troy ons. Jika harga gagal bertahan di atas titik tersebut, emas berpotensi menguji support pertama di US$ 4.032, yang merupakan Moving Average (MA) 5 hari.
Berita Lain: Pesawat Kargo Jatuh di Hong Kong, Satu Staf Hilang
Jika tekanan jual berlanjut, MA-10 di US$ 3.790 bisa menjadi target berikutnya, dengan level support paling ekstrem di US$ 3.675 per troy ons.
Sebaliknya, bila harga kembali menanjak, maka resisten terdekat berada di US$ 4.284. Penembusan di titik itu bisa mendorong harga menuju rentang US$ 4.354 hingga US$ 4.617, dan dalam skenario paling optimistis, bahkan menembus US$ 4.806 per troy ons.
Meski banyak analis tetap percaya “langit masih jadi batasnya” bagi emas, tanda-tanda overheating tak bisa diabaikan. Emas yang terlalu cepat menanjak sering kali berujung pada penyesuaian tajam, apalagi jika dolar AS menguat atau imbal hasil obligasi meningkat. [zainal/a46|bloomberg]