Pematangsiantar, Sinata.id – Ketua Ikatan Wartawan Online (IWO) Pematangsiantar, Jon Roi Tua Purba, mengecam tindakan pelecehan terhadap jurnalis yang dilakukan oleh oknum pegawai Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Hanpangtan) Pematangsiantar.
Jon mendesak klarifikasi dan pembinaan dari pihak berwenang, serta menegaskan bahwa profesi jurnalis harus dihormati sebagaimana profesi lain dalam sistem demokrasi yang dilindungi oleh Undang Undang Pers No 40 Tahun 1999.
“Apa yang disampaikan oleh oknum tersebut adalah bentuk pelecehan profesi jurnalis, jelas tidak pantas dan melanggar etika aparatur sipil negara (ASN),” terangnya.
Dia menyatakan sebagai pelayan publik, ASN seharusnya menunjukkan sikap sopan, menghormati profesi lain dan menjaga nama baik instansi tempatnya bekerja.
Jurnalis, lanjut dia, memiliki peran penting sebagai pilar demokrasi, yakni mengawasi, menginformasikan, dan mengedukasi masyarakat. Pelecehan atau candaan yang merendahkan profesi wartawan tidak bisa dianggap sepele, karena dapat menghambat kebebasan pers dan menciptakan suasana kerja yang tidak kondusif antara media dan pemerintah daerah.
Kata Jon, kejadian seperti ini bisa menimbulkan citra buruk bagi Dinas Hanpangtan maupun Pemko Pematangsiantar. Publik bisa menilai bahwa pegawainya kurang memiliki rasa hormat terhadap profesi lain, terutama yang berkaitan dengan kontrol sosial seperti media.
“Pegawai yang bersangkutan perlu diberikan pembinaan dan teguran tertulis, agar menjadi pelajaran bagi seluruh ASN lainnya. Pemko perlu menegaskan kembali pentingnya etika komunikasi dan kerja sama dengan media, karena jurnalis adalah mitra dalam menyebarluaskan informasi publik,” ujar Ketua GAMKI Terpilih itu.
Sebelumnya, pelecehan itu terjadi saat jurnalis Sinata.id meliput kegiatan vaksin rabies di Kantor Lurah Tanjung Pinggir, Kecamatan Siantar Martoba, Jumat 10 Oktober 2025.
Saat meliput, awalnya berjalan biasa dan lancar. Dua pegawai Dinas Hanpangtan, Suhardi dan seorang pria bermarga Sihombing yang dimintai informasi melalui wawancara, menjawab informasi yang dibutuhkan jurnalis.
Hanya saja, saat wawancara masih berlangsung, tiba-tiba saja pegawai Dinas Hanpangtan lainnya, nyeletuk, dengan kata-kata melecehkan profesi wartawan.
“Asal jangan kita aja yang diminta uang. Sama-sama cari makannya kita. Ujung-ujungnya kan duit,” ujar pegawai itu belakagan diketahui boru Tampubolon.
Tak berhenti di situ, pegawai menantang agar jurnalis Sinata.id untuk melapor perbuatannya ke Walikota Wesly Silalahi, Kadis Hanpangtan Legianto Pardamean Manurung. (SN14)