Sinata.id – Riky Saputra (31) ditemukan terkapar dengan luka tusuk di dada, tepat di depan rumahnya di Lorong Haji Umar, Jalan Ahmad Yani, Kelurahan 9/10 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu I, Palembang. Kaos hitam dan kemeja kotak-kotak yang dikenakannya penuh bercak darah.
Sang ibu, Yamcik (65), tak akan pernah melupakan suara yang mengguncang hatinya sore itu.
“Aku dengar dia teriak dari luar rumah, ‘Maak!’… Lalu aku keluar lihat dia sudah jatuh telungkup,” kisahnya ibu korban.
Riky baru saja pulang dari belanja. Belum sempat masuk ke rumah, ia roboh bersimbah darah di depan warung.
Luka tusuk di bagian ulu hati dan sayatan di lengan kanan membuatnya kehabisan darah.
Warga sekitar bergegas menolong, membawanya ke RSUD Bari, namun nyawanya tak lagi tertolong.
Baca Juga: Suami Gantung Mayat Istri di Kebun Salak, Korban Baru Dua Bulan Melahirkan
Sejumlah saksi sempat melihat Riky berlari sebelum terjatuh.
Ada dugaan ia dikejar seseorang.
“Tiba-tiba dia berlari lalu jatuh tengkurap. Aku nggak tahu dikejar siapa,” tutur sang ibu.
Tak lama berselang, tiga pria tampak mondar-mandir mencari Riky di sekitar lokasi.
Namun setelah mendengar korban dibawa ke rumah sakit, ketiganya kabur ke arah Kelurahan 8 Ulu.
Kapolsek Seberang Ulu I, AKP Heri, membenarkan peristiwa tersebut.
“Kami menerima laporan ada penganiayaan yang menyebabkan satu orang meninggal dunia. Petugas langsung menuju lokasi dan RSUD Bari,” ujarnya.
Dari hasil pemeriksaan awal, korban dianiaya menggunakan senjata tajam.
“Ada satu luka tusuk di bagian dada korban,” jelasnya.
Polisi pun langsung melakukan olah TKP dan memeriksa sejumlah saksi.
Pelaku Diringkus, Motifnya Bikin Geleng Kepala
Tak butuh waktu lama, pelaku pembunuhan berhasil ditangkap. Ia adalah Erwin (45), warga Palembang, yang diringkus di kawasan Kebon Gede, Kelurahan 35 Ilir, Kecamatan Ilir Barat II, sehari setelah kejadian.
Kapolrestabes Palembang Kombes Harryo Sugihhartono membenarkan penangkapan tersebut.
“Benar, pelaku pembunuhan atas nama Erwin sudah diamankan. Ia beraksi seorang diri,” ujarnya Harryo, Selasa (21/10/2025).
Dari hasil penyelidikan, terungkap bahwa motif pembunuhan hanya karena utang Rp200 ribu.
“Pelaku tersinggung karena korban tak segera membayar utang. Saat menagih, terjadi cekcok dan pelaku langsung menusuk korban,” ungkap Kombes Harryo. [zainal/a46]