Jakarta, Sinata.id – Pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp8 triliun untuk melatih 500.000 tenaga kerja terampil agar siap diserap oleh pasar kerja internasional. Program ini merupakan bagian dari upaya memperluas kesempatan kerja bagi warga Indonesia di luar negeri.
Menteri Ketenagakerjaan Yassierli menjelaskan, pelatihan tenaga kerja sebenarnya telah berlangsung selama ini, namun Presiden Prabowo Subianto meminta agar program tersebut diperluas secara lebih masif.
“Peluang kerja di luar negeri sangat besar. Kita sudah bekerja sama dengan sejumlah negara seperti Jepang dan Korea untuk pengiriman tenaga kerja, baik bersifat kontrak maupun sementara,” ujar Yassierli dalam acara televisi Sindo, Jumat (24/10/2025).
Yassierli menuturkan, selama ini sebagian biaya pelatihan ditanggung pemerintah, sementara sebagian lainnya dibiayai peserta. Namun dengan kebijakan baru, pemerintah akan menanggung penuh biaya pelatihan bagi 500 ribu peserta.
Pelatihan akan difokuskan pada keterampilan teknis yang dibutuhkan di luar negeri, seperti pengelasan (welding), sektor perhotelan (hospitality), serta keperawatan (nursing) yang telah memiliki kerja sama resmi dengan Jepang.
“Balai pelatihan kami sudah memiliki jejaring dengan kawasan industri. Sekarang, Presiden meminta agar pelatihan untuk 500 ribu tenaga kerja ini didanai pemerintah,” tambahnya.
Lebih lanjut, Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) akan menindaklanjuti program ini dengan menyusun perjanjian kerja sama penempatan tenaga kerja ke berbagai negara tujuan.
“Untuk mencapai target 500 ribu ini, perlu sinergi antara pemerintah, balai pelatihan, dan pihak swasta. Saat ini kami sedang menghitung kapasitas pelatihan yang tersedia,” ujar Yassierli. (A58)