Oleh: Pastor Dion Panomban
Abba Home Family pada Kamis, 30 Oktober 2025 mengangkat tema yang sangat relevan dengan kehidupan rohani masa kini: tentang pentingnya tujuan, pengertian, dan kebersamaan dalam menghadapi situasi dunia yang menantang, di mana tuaian sudah begitu menguning namun pekerjanya sangat sedikit.
Melalui pesan firman yang dibawakan oleh Ps. Dion Ponomban, jemaat diingatkan bahwa pemuridan (discipleship) adalah solusi yang Yesus sendiri teladankan. Ia telah memberi contoh, mempraktikkan, dan memberi perintah, “Jadikanlah mereka murid-Ku.”
Pemuridan bukanlah proses instan. Ia adalah perjalanan panjang yang menuntut kesetiaan, kesabaran, dan kasih. Seorang murid tidak menjadi dewasa rohani dalam sekejap — perlu waktu, pendampingan, dan penemanan yang konsisten.
Ps. Dion menegaskan, “Sampai kapankah kita menemani orang menjadi dewasa? Sampai dia berubah. Kalau tidak berubah? Tetaplah menemani, karena urusan mengubah adalah pekerjaan Tuhan, sedangkan tugas kita adalah menemani dengan kasih.”
Firman Tuhan dari Ibrani 12:1-5 mengingatkan umat untuk berlomba dengan tekun, menanggalkan dosa, dan menatap Yesus — Sang pemimpin dan penyempurna iman. Ayat 3 menegaskan agar kita selalu mengingat ketekunan Yesus dalam menanggung bantahan dan penderitaan, supaya kita tidak menjadi lemah dan putus asa.
**Dari ayat-ayat ini, kita belajar:*
1. Pergumulan kita belum sebanding dengan penderitaan Yesus (ay. 4).
2. Yesus berjuang sampai akhir, bahkan hingga darah tercurah — sedangkan kita masih dalam proses.
3. Mengingat Yesus memberi kekuatan dan semangat baru (ay. 3).
4. Dalam pemuridan, ketekunan seperti Yesus menjadi kunci keberhasilan rohani (ay. 3).
Pemuridan sejati tidak berhenti pada pengajaran, tetapi berlanjut dalam kehidupan nyata — menjadi teladan dan sahabat rohani bagi orang lain.
Marilah kita terus menatap kepada Yesus, Sang Pemimpin Iman, dan tekun berjalan dalam perlombaan rohani — karena hanya dengan kasih dan ketekunan, kita dapat menuai tuaian besar di ladang Tuhan.(A27).