Oleh: Pastor Dion Panomban
Saat Teduh Abba Home Family
Sabtu, 1 November 2025
Pemuridan sejati bukan sekadar mengajar atau membimbing orang lain tentang firman Tuhan, melainkan dimulai dari pembentukan pribadi kita sendiri. Sebelum kita menuntun orang lain menjadi serupa Kristus, kita sendiri harus terlebih dahulu menjadi teladan dan contoh nyata bagi mereka yang kita pimpin.
Kehidupan kita adalah cerminan dari Injil yang kita ajarkan—bagaimana kita melepaskan diri dari beban kehidupan, dari dosa yang mengikat, dan bagaimana kita berjalan dari iman kepada iman. Dalam pemuridan, kitalah “gambaran hidup” yang dilihat orang lain. Karena itu, pemuridan sejati dimulai dari saya—dari kerendahan hati untuk dibentuk oleh Tuhan dan ketaatan dalam setiap proses yang Ia izinkan.
Pembacaan Firman: Ibrani 12:1–5 (TB)
“Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.”
Firman ini menegaskan bahwa hidup orang percaya bagaikan sebuah perlombaan iman. Kita dikelilingi oleh banyak saksi iman—mereka yang telah mendahului kita dan telah menyelesaikan perlombaan dengan setia. Karena itu, kita pun dipanggil untuk menanggalkan beban, meninggalkan dosa, dan berlari dengan tekun menuju tujuan yang Tuhan tetapkan.
Kita diminta menatap kepada Yesus Kristus, Sang Pemimpin dan Penyempurna iman kita, yang dengan tekun menanggung salib dan mengabaikan kehinaan demi sukacita surgawi. Teladan Kristus menjadi sumber kekuatan agar kita tidak menjadi lemah atau putus asa dalam pergumulan hidup.
*Pertanyaan Perenungan:*
Siapakah saksi yang dimaksud (ay. 1a)?
Mereka adalah para tokoh iman yang disebutkan dalam Ibrani pasal 11—orang-orang yang hidupnya menjadi teladan ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan.
Beban dan dosa apa yang masih menghalangi kamu? (ay. 1b)
Beban bisa berupa kekhawatiran, ambisi pribadi, luka batin, atau kebiasaan dosa yang belum dilepaskan. Semua itu harus ditanggalkan agar kita dapat berlari dengan ringan menuju tujuan rohani.
Ceritakan maksud Ibrani 12:1.
Ayat ini mengajak kita untuk berfokus pada perjalanan iman, menanggalkan segala penghalang, dan hidup dengan ketekunan seperti pelari yang tak berhenti sampai garis akhir.
Mengapa kita perlu mengikuti apa yang dilakukan oleh Yesus? (ay. 2b)
Karena Yesus adalah teladan sempurna. Ia telah menyelesaikan perlombaan iman dan kini duduk di sebelah kanan takhta Allah sebagai bukti kemenangan. Mengikuti-Nya berarti berjalan dalam jejak kemenangan itu.
Bagaimana caranya kita memiliki daya tahan? (ay. 3)
Dengan selalu mengingat penderitaan Kristus, kita memperoleh kekuatan untuk bertahan. Ketika fokus kita tertuju kepada Yesus, semangat kita tidak mudah padam oleh tekanan hidup.
“Pandanglah selalu kepada Yesus, sumber kekuatan dan teladan kesetiaan; karena hanya dengan mata tertuju kepada-Nya, kita mampu menyelesaikan perlombaan iman dengan kemenangan.”
Shalom dan selamat bersaat(A27).