Oleh: Pastor Dion Panomban – dari Jerusalem
Saat Teduh Abba Home Family
Rabu, 4 November 2025 dari Jerusalem.
Pemuridan adalah proses rohani di mana kita didewasakan oleh Tuhan. Dalam perjalanan ini, kita belajar mematikan keinginan-keinginan daging dan menundukkan diri di bawah kehendak Allah. Proses ini mempersiapkan kita menjadi bapa dan ibu rohani yang dapat mengayomi, menolong, dan membimbing anak-anak rohani bertumbuh dalam iman.
Yesus sangat memahami betapa pentingnya prinsip pemuridan. Itulah sebabnya, Ia tidak menjadikannya pilihan, tetapi **perintah yang harus dijalani dengan ketaatan**. Pemuridan bukan hanya tentang belajar, melainkan juga tentang perubahan hidup, kesediaan dimuridkan, dan kemudian memuridkan orang lain demi kemuliaan Kristus.
Mari kita membuka hati dan memberi diri untuk dimuridkan oleh Tuhan, agar hidup kita menjadi berkat dan teladan bagi banyak orang.
Pembacaan Alkitab
Lukas 9:22–24 (TB)
Dan Yesus berkata: “Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.”
(23) Kata-Nya kepada mereka semua: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.
(24) Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya.”
Pertanyaan Perenungan
1. Seberapa penting memahami penderitaan dalam proses pemuridan? (ayat 22–24)
2. Apa pendapatmu tentang orang Kristen yang tidak suka menghadapi penderitaan daging?
3. Seperti apakah makna nyata dari memikul salib itu?
4. Apa definisi “nyawa” dalam ayat 24 ini?
5. Mengapa kita harus melepaskan nyawa kita yang paling berharga? (ayat 24)
Firman Tuhan berkata, “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.” (Lukas 9:23)
Artinya, pemuridan sejati menuntut penyerahan total kepada kehendak Kristus. Hanya ketika kita berani menyangkal diri dan rela kehilangan hidup kita karena Yesus, barulah kita menemukan hidup yang sejati di dalam Dia.
Selamat bersaat teduh dan teruslah bertumbuh menjadi murid Kristus yang taat dan setia.(A27)