Sinata.id – Gelombang pemecatan pelatih kembali mengguncang Eropa. Baru seumur jagung musim 2025/2026 berjalan, sejumlah manajer top sudah kehilangan pekerjaan mereka. Dari Premier League hingga Ligue 1, kursi panas di pinggir lapangan benar-benar tak mengenal ampun.
“Menjadi pelatih sepak bola adalah pekerjaan dengan kontrak tanpa jaminan.” Kalimat itu kembali terbukti musim ini.
Satu hasil buruk, satu komentar keliru, bahkan satu laga tanpa kemenangan, semuanya bisa berujung pada dua kata yang paling ditakuti, dipecat resmi.
Musim 2025/2026 belum genap separuh jalan, namun drama pergantian pelatih sudah mewarnai lima liga top Eropa.
Sorotan tajam bukan hanya datang dari media, tapi juga dari para suporter yang menuntut hasil instan. Di sepak bola modern, kesabaran sudah menjadi barang langka.
Baca Juga: Arema FC Keok, Marcos Santos Minta Maaf
Premier League: “Forest Gonta-ganti Bos Seperti Ganti Formasi”
Liga paling glamor di dunia ini selalu jadi pusat perhatian—bukan hanya karena bintang lapangan, tapi juga karena cepatnya klub memecat pelatih.
Nottingham Forest jadi simbol ketidaksabaran itu. Nuno Espírito Santo jadi korban pertama, didepak setelah bersuara lantang mengkritik pemilik klub.
Tak lama, Ange Postecoglou datang membawa harapan baru, tapi justru mencetak rekor tak diinginkan, pelatih permanen dengan masa kerja terpendek dalam sejarah Premier League, hanya 39 hari!
Delapan laga tanpa kemenangan membuat Forest kembali menekan tombol reset, menunjuk Sean Dyche sebagai manajer ketiga dalam dua bulan.
Tak jauh berbeda, West Ham memecat Graham Potter di bulan yang sama.
Ironisnya, hanya sebulan berselang Potter justru dapat pekerjaan baru sebagai pelatih tim nasional Swedia.
Sementara itu, Wolves memecat Vitor Pereira setelah tim terdampar di dasar klasemen.
Daftar Korban Premier League Musim Ini:
-
Nuno Espirito Santo (Nottingham Forest)