Pematangsiantar, Sinata.id – Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan Kota Pematangsiantar, drg Irma Suryani buka seminar ilmiah tentang keterlambatan bicara dan bahasa pada anak (speech delay), Selasa 11 Nopember 2025.
Seminar ilmiah digelar dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-61. Seminar dilakukan di Aula Pusat Rehabilitasi Disabilitas Fisik Yayasan Harapan Jaya, Perumnas Batu 6, Kecamatan Siantar, Kabupaten Simalungun.
Kadis Kesehatan, Irma Suryani mengatakan, kegiatan dilaksanakan di Pusat Rehabilitasi Disabilitas Fisik Yayasan Harapan Jaya sebagai bentuk kehadiran Pemko Pematangsiantar, sekaligus melihat langsung aktivitas ketulusan hati para suster dan relawan dalam merawat, serta memberikan ruang kepada anak-anak dan rekan-rekan yang memiliki kebutuhan khusus.
“Mungkin Tuhan memberikan pilihan yang lain, tapi mereka memiliki hak untuk hidup dan bisa memiliki kontribusi untuk bangsa,” katanya.
Irma menyadari, anak adalah aset terbesar bangsa. Calon pemimpin masa depan. Tumbuh kembang optimal mereka, termasuk kemampuan berbahasa dan berkomunikasi, sangat menentukan kualitas sumber daya manusia di masa mendatang.
“Masalah bicara, bahasa, dan makan, jika dibiarkan tanpa penanganan yang tepat, dapat berdampak serius pada kecerdasan, perilaku, serta kemampuan sosial anak di masa depan. Berdasarkan data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) tahun 2023, prevalensi keterlambatan bicara (speech delay) pada anak pra sekolah di Indonesia diperkirakan mencapai 5-8 persen,” jelasnya.
“Keterlambatan bicara dan bahasa yang tidak diatasi dapat bertahan pada 40-60 persen anak-anak dan beresiko lebih tinggi mengalami masalah sosial, emosional, perilaku, dan kognitif di masa dewasa,” tambahnya.
Masih kata Irma, Pemko Pematangsiantar berkomitmen penuh mendukung pilar transformasi kesehatan, khususnya dalam peningkatan kesehatan ibu dan anak.
“Kami akan terus mendorong sinergi antara Dinas Kesehatan, fasilitas kesehatan, dan komunitas terkait untuk memastikan setiap anak di kota ini mendapatkan kesempatan terbaik untuk tumbuh dan berkembang secara optimal,” pungkasnya.
Perwakilan Pusat Rehabilitasi Harapan Jaya, Suster Sontia menyampaikan, HKN tahun ini, menurutnya sangat spesial. Karena diperingati di tempat anak-anak difabel dan anak-anak disabilitas.
“Di tempat ini banyak cinta dan rasa kekeluargaan yang kami alami bersama, dengan penguatan kesehatan untuk anak-anak difabel fisik yang masih membutuhkan perhatian khusus dalam negara kita,” sebut Sontia.
Sebutnya, pusat rehabilitasi mulai melakukan pelayanan sejak tahun 1981 sampai sekarang. “Kita belajar dari masa lalu termasuk pandemi bahwa kesadaran masyarakat sangat penting dalam mengubah gaya hidup sehat serta akses layanan yang adil bagi negara kita,” tuturnya.
Sementara itu, Puji Astuti selaku Sekretaris Panitia HKN-ke 61 mengatakan, Dinas Kesehatan bekerjasama dengan Yayasan Harapan Jaya menyelenggarakan seminar tentang pentingnya multi disiplin untuk anak-anak dengan masalah bicara, bahasa, dan makan.
“Ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya deteksi dini tumbuh kembang anak, khususnya terkait dengan keterlambatan bicara atau speech delay,” katanya. (*)