Gaza, Sinata.id – Tepi Barat kembali memanas. Sebuah masjid bersejarah, Masjid Hajja Hamida di Deir Istiya, Palestina, dihancurkan pemukim Israel pada Rabu (12/11/2025) malam. Tak hanya merusak bangunan, para pelaku juga membakar Al-Qur’an dan perlengkapan ibadah di dalamnya—setidaknya tiga mushaf dan sejumlah karpet hangus dilalap api, meninggalkan dinding yang menghitam bekas terbakar.
Aksi vandalisme itu makin memicu kemarahan publik setelah muncul coretan-coretan provokatif berbahasa Ibrani di dinding masjid. Pesannya, antara lain: “Kami tak takut”, “Kami akan balas dendam lagi”, dan “Terus kecam.”
Cuplikan video yang dirilis Al Jazeera memperlihatkan lembaran Al-Qur’an yang tinggal serpihan serta area masjid yang gosong di berbagai sisi.
Insiden tersebut terjadi di Area C, wilayah yang berada di bawah kendali penuh militer Israel. Laporan di lapangan menyebutkan pasukan zionis tampak berada di lokasi saat kejadian berlangsung.
Tak berhenti di situ, pada hari yang sama pemukim ilegal Israel juga menyerang dua desa lain: Beit Lid dan Deir Sharaf.
Mereka membakar barang-barang warga serta merusak properti, bahkan sempat terlibat bentrokan dengan aparat keamanan Israel sendiri.
Rangkaian serangan ini memicu keresahan internasional. Presiden Israel Isaac Herzog menyebut aksi kekerasan tersebut sebagai sesuatu yang “mengejutkan dan serius”, meminta seluruh otoritas negara bertindak tegas menghentikan fenomena tersebut.
Sikap mengejutkan juga datang dari Kepala Komando Pusat Israel, Mayor Jenderal Avi Bluth, yang mengeluarkan pernyataan langka untuk mengecam tindakan para pemukim.
Dari Amerika Serikat, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio turut menyuarakan kekhawatiran. Ia menyebut kondisi di Tepi Barat bisa memicu eskalasi baru yang mengganggu operasi militer Israel di Gaza.
Data menunjukkan bahwa sejak awal agresi Israel, pemukim ilegal di Tepi Barat telah melakukan ratusan serangan terhadap warga dan fasilitas sipil Palestina. Kekerasan tercatat meningkat tajam dalam beberapa pekan terakhir, dengan setidaknya 167 serangan terjadi sejak 1 Oktober. (*)