Oleh : Pdt Manser Sagala,M.Th
JANGAN MENGERASKAN HATI
Keluaran 6:27–7:1-23
Salah satu kebodohan terbesar dalam kehidupan manusia adalah ketika seseorang mengeraskan hatinya terhadap Allah. Padahal, Allah yang kita sembah adalah Allah yang penuh kebaikan, pengertian, serta kepedulian (Roma 8:28), dan Ia merancangkan hal-hal yang indah bagi setiap anak-Nya (Yeremia 29:11).
Ketika Tuhan memberikan perintah yang terasa berat atau firman yang tampak keras, itu bukan untuk menyakiti kita, melainkan untuk membentuk, mendewasakan, dan menyelamatkan kita (Ibrani 12:10-11). Firman Tuhan menegaskan:
“Pada hari ini, sekiranya kamu mendengar suara-Nya! Janganlah keraskan hatimu.” (Mazmur 95:7b-8a; Ibrani 3:15)
*1. Orang yang mengeraskan hati akan tersesat*
Hati yang keras sulit dibentuk dan akhirnya membawa seseorang ke jalan yang salah. Raja Saul adalah contoh nyata: ia memulai dengan rendah hati, namun berakhir tragis karena menolak suara Tuhan dan bersekutu dengan kuasa gelap (1 Samuel 15:23; 28:7).
Iblis sangat menyukai hati yang keras, sebab hati yang demikian menutup pintu pertobatan. Agustinus berkata:
“Hati yang keras adalah ladang kering; tidak ada benih firman yang dapat tumbuh di dalamnya.”
*2. Orang yang mengeraskan hati akan kehilangan berkat Allah*
Hati yang lembut membuka jalan bagi hubungan intim dengan Tuhan. Orang yang merendahkan diri akan mengalami kasih, pertolongan, dan mujizat demi mujizat (Yakobus 4:10).
Seperti tanah yang gembur mudah menyerap air dan menghasilkan buah, demikian pula hati yang lembut. Sebaliknya, tanah yang keras menjadi tandus dan tidak berbuah.
*3. Orang yang mengeraskan hati hidup dalam kebodohan*
Yesus berkata:
“Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang bodoh yang mendirikan rumahnya di atas pasir.” (Matius 7:26)
Kebodohan rohani membuat seseorang merasa benar sendiri dan menolak koreksi. Padahal, hikmat sejati berawal dari hati yang tunduk kepada Tuhan (Amsal 1:7).
*4. Orang yang mengeraskan hati menjadi mangsa empuk Iblis*
Hati yang keras membuka celah bagi tipu daya. Orang seperti itu sulit diarahkan Roh Kudus dan mudah terjebak dalam masalah. Sebaliknya, hati yang lembut memampukan seseorang berjalan dalam damai sejahtera.
*Mengapa Tuhan Mengeraskan Hati Firaun?*
Keluaran 7:3 mencatat:
“Tetapi Aku akan mengeraskan hati Firaun…”
Kisah ini mengajarkan beberapa prinsip rohani:
*1. Tuhan mengeraskan hati Firaun sebagai respon atas kekerasan hati Firaun sendiri*
Keluaran 7:13 menegaskan bahwa hati Firaun memang sudah keras. Allah tidak memaksa manusia menolak-Nya, tetapi mengizinkan pilihan hati yang keras berlangsung sebagai konsekuensi.
Martin Luther berkata:
“Hati manusia seperti lilin di bawah matahari; bagi yang lembut ia mencair, bagi yang keras ia semakin mengeras.”
*2. Tuhan mengeraskan hati Firaun agar kemuliaan-Nya nyata*
Penolakan Firaun justru membuka jalan bagi Allah menunjukkan kuasa-Nya melalui sepuluh tulah. Apa yang tampak sebagai perlawanan dipakai Tuhan untuk menyatakan kebesaran-Nya (Roma 8:28).
*3. Tuhan mengeraskan hati Firaun untuk menunjukkan bahwa Allah menghargai keputusan manusia*
Tuhan mengetuk, bukan memaksa (Wahyu 3:20). Ketika seseorang menutup hati, Tuhan menghormati pilihannya. Tetapi bagi yang membuka hati, kasih karunia-Nya mengalir tanpa batas.
*4. Tuhan mengeraskan hati Firaun sebagai bukti bahwa Tuhan memberi banyak kesempatan*
Firaun berulang kali diperingatkan melalui Musa, namun tetap keras hati. Ini menunjukkan bahwa Tuhan sabar, tetapi tetap menanti respon yang sungguh-sungguh.
Saudara yang dikasihi Tuhan, mengeraskan hati adalah kesalahan terbesar dalam hidup. Sebaliknya, hati yang lembut menuntun kepada hikmat, kedamaian, dan kemuliaan Tuhan.
Billy Graham berkata:
“Allah berbicara melalui firman-Nya setiap hari. Namun hanya hati yang lembut yang dapat mendengar suara-Nya dengan jelas.”
Kiranya kita memiliki hati yang peka, rela dibentuk, dan selalu terbuka bagi pimpinan Tuhan.
“Hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu.” (Ibrani 3:15)
Tuhan Yesus memberkati kita semua.(A27).
Cp Konseling: 0811762709
Pdt. Manser Sagala