Oleh: Pdr Mis Ev Daniel Pardede, SH.MH
I Tawarikh 16:34 – Bersyukur
“Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik, bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.”
Belajar Bersyukur dari Perjalanan Hidup Yakub
Umat Tuhan dibentuk melalui proses panjang. Demikian juga kehidupan Yakub—lelaki yang dipilih Tuhan untuk menjadi bapa dari bangsa Israel. Perjalanan hidupnya penuh pergumulan, tetapi dalam setiap langkah selalu ada pengucapan syukur kepada Tuhan.
1. Yakub: Dari Pengungsian hingga Mendapatkan Kekasih Hatinya
Setelah menerima berkat kesulungan dari Ishak, Yakub harus melarikan diri dari Esau. Perjalanan berat itu membawanya ke rumah Laban. Di sanalah ia jatuh hati kepada Rahel.
Namun sebelum menikahi Rahel, Yakub harus terlebih dahulu menikahi kakaknya, Lea. Ia pun bekerja tujuh tahun untuk mendapatkan Rahel—dan masa tujuh tahun itu ia lewati dengan kesetiaan dan kesabaran.
Akhir dari perjuangan tersebut: Yakub bersyukur, sebab Tuhan mengizinkannyga memperoleh apa yang ia dambakan.
2. Yakub Bekerja 14 Tahun dan Tuhan Tetap Menyertainya
Ketika Yakub hendak pulang ke negerinya, Laban menetapkan syarat lagi. Ia harus bekerja tujuh tahun tambahan agar dapat kembali membawa istri-istrinya, anak-anaknya, dan harta miliknya.
Tetapi dalam semua itu, Tuhan tidak pernah meninggalkan Yakub. Ia terus diberkati, dan Yakub tetap mengucap syukur.
Ia kembali ke tanah ayahnya dengan keluarga besar berjumlah:
* 6 anak laki-laki dari Lea
* 1 anak perempuan (Dina) dari Lea
* 2 anak dari Zilpa (budak Lea)
* 2 anak dari Bilha (budak Rahel)
* 2 anak dari Rahel: Yusuf dan Benyamin
Dari anak pertama hingga anak terakhir, Alkitab mencatat bahwa Yakub terus memuji dan mengucap syukur kepada Tuhan.
(Kejadian 29–31)
3. Lea dan Rahel: Cemburu, Air Mata, Namun Tetap Bersyukur
Kisah Lea dan Rahel tidak kalah menarik.
Mereka saling berlomba mendapatkan kasih suami dan keturunan, bahkan sampai menyerahkan budak mereka masing-masing kepada Yakub.
Namun di tengah kecemburuan, rasa kurang dihargai, dan pergumulan batin, mereka tetap menyatakan syukur kepada Tuhan setiap kali anak-anak lahir.
Pengucapan syukur selalu hadir dalam perjalanan keluarga besar Yakub.
4. Demikian Juga Kita: Hiduplah dalam Pengucapan Syukur
Perjalanan hidup manusia tidak selalu mudah. Ada suka, ada duka. Ada masa menunggu, ada masa berjuang. Namun, seperti Yakub dan keluarganya:
Selalu ada alasan untuk bersyukur.
Sebab Tuhan memimpin dengan cara yang tidak selalu dapat kita selami.
Firman Tuhan berkata:
“Segala jalan Tuhan adalah kasih setia dan kebenaran bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya.”
— Mazmur 25:10
“Jalan Tuhan adalah perlindungan bagi orang yang tulus, tetapi kebinasaan bagi orang yang berbuat jahat.”
— Amsal 10:29
Kiranya renungan ini menguatkan kita untuk tetap mengucap syukyur dalam setiap musim hidup. Apa pun yang kita hadapi, Tuhan yang memimpin Yakub adalah Tuhan yang sama yang memimpin kita hari ini.
Shalom. Tuhan Yesus memberkati.(A27)