Sinata.id – Ratusan warga Sibolga dan Tapanuli Tengah nekat menjarah sejumlah minimarket pada Sabtu (29/11/2025) setelah akses jalan terputus akibat banjir bandang dan longsor membuat suplai pangan terhenti total, memaksa masyarakat berebut kebutuhan pokok demi bertahan hidup.
Aksi berebut kebutuhan pokok itu viral dan memicu keprihatinan luas di media sosial.
Akses Jalan Putus, Perut Kosong, Warga Tak Punya Pilihan
Dari rekaman amatir yang beredar, terlihat massa memasuki minimarket yang pintunya sudah jebol.
Warga keluar sambil menenteng beras, mie instan, susu bayi, hingga popok, sementara kerumunan di luar lokasi memenuhi jalan hingga menyebabkan kemacetan total.
Di dalam toko, rak produk berserakan. Suara teriakan, dorongan, dan rebutan barang terdengar jelas.
Aparat kepolisian tampak berada di lokasi, namun hanya bisa mengawasi dari luar karena massa terus berdatangan.
Informasi yang dihimpun menyebutkan akses utama menuju Sibolga dan Tapteng lumpuh total sejak longsor menutup jalur dari arah Tarutung.
Logistik tidak dapat masuk, sementara pasokan pangan warga semakin menipis.
“Sudah lima hari menunggu bantuan, tapi tak datang-datang. Anak saya butuh susu. Di kota pun kosong,” ujar Holmen Simanjuntak, warga setempat, yang mengaku mencari kebutuhan bayi namun tak lagi tersedia.
Minimarket Jadi Sasaran: “Cemana manusianya lapar?”
Akun-akun media lokal seperti @medan_lambe, @sumutnusantara hingga @nuter.id mengunggah video tersebut. Narasi warganet pun sama: lapar dan putus asa.
“Indomaret dijarah. Kasihan kali bah. Cemana manusianya lapar,” ucap perekam video dalam salah satu unggahan.
Beberapa pengguna Instagram menyesalkan kejadian itu, namun sebagian memahami kondisi warga yang sedang berjuang untuk bertahan hidup.
Indomaret Akui Peristiwa, Belum Tempuh Jalur Hukum
Pihak Indomaret membenarkan penjarahan terjadi di Sibolga dan wilayah Sarudik di Tapanuli Tengah.
“Benar, banyak jalur darat tertimbun longsoran sehingga bantuan belum dapat masuk,” kata Marcomm Executive Director Indomaret, Bastari Akmal.