Jakarta, Sinata.id – Kabar soal ketertarikan Rusia untuk menempatkan pesawat militernya di Pangkalan Udara Manuhua, Biak, bikin geger.
Media pertahanan dunia, Janes, melaporkan, permintaan resmi Rusia sudah diterima Indonesia usai pertemuan Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin dengan Sekretaris Dewan Keamanan Rusia, Sergei Shoigu, Februari 2025 lalu.
Isu ini langsung mengundang reaksi keras dari berbagai kalangan. Ketua Umum DPP GMNI, Arjuna, mendesak pemerintah segera buka suara secara resmi dan gamblang ke publik. Menurutnya, membiarkan isu ini liar hanya akan merusak nama baik Indonesia di mata dunia.
“Indonesia itu punya politik luar negeri bebas aktif! Jangan sampai gara-gara manuver seperti ini, kita dianggap bukan negara merdeka lagi, tapi jadi alat permainan kekuatan asing,” tegas Arjuna.
Arjuna juga mengingatkan ancaman nyata yang bisa datang jika isu ini tak ditangani serius: sanksi ekonomi dari negara Barat, operasi intelijen asing, bahkan ancaman militer yang bisa mengoyak keutuhan NKRI, apalagi di wilayah Papua yang masih rentan dengan gerakan separatisme.
“Kalau pemerintah diam saja, jangan salahkan kalau negara-negara Barat turun tangan. Papua itu wilayah strategis di Pasifik Selatan. Isu ini bisa jadi pintu masuk untuk intervensi asing lebih besar. Kita bisa kehilangan kendali kalau lengah,” kata Arjuna.
Ia juga menyoroti potensi memburuknya situasi keamanan domestik, mengingat Organisasi Papua Merdeka (OPM) masih aktif dan terus cari celah di dunia internasional.
“Jangan main api dengan kedaulatan bangsa. Sekali salah langkah, konsekuensinya bisa fatal. Ini bukan soal politik biasa, ini soal hidup matinya NKRI,” tandas Arjuna.
Arjuna menegaskan, pemerintah harus mengutamakan kepentingan nasional di atas segalanya dan segera melakukan klarifikasi terbuka, tegas, dan tanpa keraguan.
“Jangan anggap remeh! Klarifikasi resmi harus segera dilakukan supaya dunia tahu, Indonesia tetap berdiri tegak di jalur politik bebas aktif. Kita tidak berpihak, kita tidak tunduk, kita tetap merdeka!” tutupnya dengan nada keras.(*)