Pematangsiantar, Sinata.id – Di kalangan peternak lebah dan pecinta madu di Kota Pematangsiantar dan Simalungun, Provinsi Sumatera Utara, nama Flora Nauli Group (FNG) cukup dikenal akan produksi madunya.
Untuk mendapatkan madu, pihak FNG lumayan sering berburu sarang lebah. Terkadang, berburu madu dari sarang lebah dilakukan bersama Yayasan Ekosistem Lestari (YEL) Kabupaten Langkat, Sumatera Utara dan Kabupaten Aceh Selatan, Provinsi Aceh. Tidak terlalu sering, berburu madu juga dilakukan hingga ke alam liar (hutan).
Belum lama ini, Berburu madu dilakukan FNG di kawasan Kantor Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Kementerian Kehutanan yang terletak di Jalan Viyata Yudha, Kelurahan Bah Kapul, Kecamatan Siantar Sitalasari, Kota Pematangsiantar.
“Kami bersama Yayasan Ekosistem Lestari dari Kabupaten Langkat dan Kabupaten Aceh Selatan berburu madu di Kantor Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Kementerian Kehutanan di Jalan Viyata Yudha, ” ujar pemilik Flora Nauli Group, Aam Hasanuddin SHut, Rabu 21 Mei 2025.
Katanya, di sekitaran Kantor BPDAS Kementerian Kehutanan di Kota Pematangsiantar, masih terdapat “hutan” kecil. Sehingga cukup banyak sarang lebah madu di Jalan Viyata Yudha tersebut.
Aam Hasanuddin bersama pihak dari YEL, sebelum mengambil madu pada bagian plafon di Kantor BPDAS, terlebih dahulu sekeliling lokasi sarang lebah dibakar, untuk menghasilkan asap yang cukup banyak.
“Jadi asap itu gunanya untuk mengusir sementara lebah liar, agar tidak menyerang yang memanen. Sedangkan wadah itu untuk tempat selanjutnya para koloni lebah, supaya tidak bersarang di tempat lamanya,” ucapnya, lalu menambahkan, koloni lebah selanjutnya dibawa pergi untuk budidaya lebah madu.
Perwakilan YEL, Rahmadi Sitompul, mengatakan, YEL yang didirikan tahun 2000 lalu, merupakan organisasi yang fokus pada konservasi, pendidikan lingkungan dan pengembangan masyarakat. Terutama masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan konservasi.
Saat ini, YEL sedang mengembangkan komoditas (komoditi development) untuk meningkatkan ekonomi masyarakat.
YEL, sebut Rahmadi, YEL saat ini membina dua desa. Seperti Desa Pasilembang, di Langkat dan Desa Bukit Mas di Aceh Selatan. Di dua desa itu, sedang dilakukan riset tentang ekosistem lebah.
“Sebenarnya juga sudah ada masyarakat dari dua desa itu yang telah beternak lebah. Maupun kegiatan memanen lebah hutan. Namun memiliki kendala di penanganan dan pemasaran,” tutur Rahmadi Sitompul.
Untuk mengembangkan riset, YEL selanjutnya menemukan peternak lebah Flora Nauli Group.
“Flora Nauli sudah masuk dalam Asosiasi perlebahan di Sumut dan sudah banyak melakukan riset, serta mendapatkan penghargaan tentang budidaya perlebahan,” katanya.
Sebelumnya, selama 3 hari, YEL menggelar pelatihan ternak (budidaya) lebah. Tepatnya, pelatihan di lakukan pada Selasa (20/05/2025) hingga Kamis (22/05/2025) yang lalu.
“Bukan hanya belajar untuk peternakan lebah, namun juga melakukan langsung perburuan lebah di alam,” sebutnya.
Dijelaskan, peternakan lebah madu Flora Nauli telah ada sejak tahun 1993, dengan membudidayakan lebah Apis Cerana, yang sering disebut lebah penyengat, serta beberapa species lebah tanpa sengat (stingles bee).
Usaha Aam Hasanudin saat ini mampu memproduksi 300 kilogram madu dari 14 spesies lebah yang dibudidayakan dari lokasi peternakan nya di Jalan Setia Negara, Kelurahan Setia Negara, Kecamatan Siantar Sitalasari, Kota Pematangsiantar.
FNG, juga sering menerima kunjungan dari berbagai perguruan tinggi, sekolah, dan organisasi yang ingin melakukan penelitian dan belajar membudidayakan lebah. (*)