Simalungun, Sinata.id – Sebagian badan jembatan di Jalan Ulakma Sinaga, Kecamatan Siantar, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, ambruk pada Kamis 22 Mei 2025.
Persisnya, jembatan yang dibangun pada zaman penjajahan Belanda tersebut, ambruk pada malam hari, sekira jam 20.30 WIB. Jembatan disebut telah berusia ratusan tahun.
Warga mengetahui jembatan berusia sekira 134 tahun, setelah ambruk. Sebab, ketika warga memperhatikan dan memeriksa material bangunan jembatan yang roboh, warga menemukan tulisan pada riol, dibuat tahun 1891.
“Itu (jembatan dibangun kapan) kamI ketahui, karena ambruk ini lah. Jadi, pas kami turun kebawah, melihat ada riol bertuliskan, dibuat tahun 1891,” ujar S Manik, warga sekitar jembatan, Jumat 23 Mei 2025.
S Manik yang mengaku berusia 40 an tahun, menyebut, sejak dirinya masih bocah, jembatan itu telah terbentang dengan kokoh di tempatnya, sebagai penghubung jalan ke beberapa nagori (desa) sekitar.
“(Jembatan ambruk) Mungkin karena usianya yang sudah cukup tua, serta dampak dari hujan deras yang kerap turun dalam beberapa hari belakangan ini,” ujar S Manik.
Rahmadani Saragih, warga lain yang bertempat tinggal di samping jembatan yang ambruk tersebut mengatakan, Kamis malam, saat sedang duduk di teras rumahnya, ia dikejutkan dengan getaran seperti gempa yang cukup kuat, serta suara benturan yang sangat keras.
“Ngeri lah. Saya pas duduk di sini (teras rumahnya) jaga jualan. Tiba-tiba ada getaran seperti gempa yang kuat dan ada suara keras jatuh. Itu sekira jam setengah 9 malam,” tutur Rahmadani.
Lalu Rahmadani menyadari, kalau jembatan di samping rumah nya telah ambruk. Sebutnya, hal itu membuat warga berdatangan ke lokasi, serta membuat lalu lintas jalan menjadi macet.
Katanya, jembatan berusia tua itu merupakan penghubung untuk tiga nagori. Diantaranya, Nagori Rambung Merah, Karang Bangun dan Pamatang Simalungun.
“Macet lah semalam di sini bang. Heboh lah. Semua orang orang ke sini,” ungkapnya, lalu berharap, agar Pemkab Simalungun segera melakukan perbaikan.
Kepala Nagori (Pangulu) Pamatang Simalungun, Mangihut Martua Manik mengatakan, dirinya telah melaporkan peristiwa ambruknya jembatan itu ke Pemkab Simalungun melalui BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Simalungun dan Camat Siantar.
“Jadi mereka (pihak BPBD dan camat) juga sudah turun ke sini, melihat kondisi jembatan tersebut,” katanya.
Mangihut juga sangat berharap, agar Pemkab Simalungun segera melakukan perbaikan. Karena jembatan yang ambruk, selama ini menjadi penghubung untuk tiga nagori di Kecamatan Siantar.
“Itu akses utama. Kalau putus, terlalu jauh lah memutar (harus melalui wilayah Kota Pematangsiantar) untuk aktivitas warga,” ujarnya menyampaikan keluhan yang dihadapi warga tiga nagori. (Akb)