Beijing, Sinata.id – Dunia pertahanan global tengah mengalihkan perhatiannya ke China setelah negara tersebut memperkenalkan salah satu inovasi militer terbarunya: pesawat induk drone bernama Jiu Tian.
Dikenalkan pertama kali dalam pertunjukan udara tahun lalu, Jiu Tian kini memasuki tahap uji coba operasional yang akan dimulai pada akhir Juni 2025.
Pesawat ini menjadi sorotan karena kemampuannya yang luar biasa, termasuk kemampuan membawa lebih dari 100 drone kamikaze dalam satu misi penerbangan.
Jika uji coba berjalan sesuai rencana, pesawat ini akan segera dikerahkan dalam skala lebih luas dan diprediksi akan memberikan pengaruh signifikan terhadap keseimbangan kekuatan udara di kawasan Asia Pasifik.
Spesifikasi Tinggi untuk Misi Jarak Jauh
Dirangkum Sinata.id pada Sabtu (24/5/2025) dari berbagai sumber, nama “Jiu Tian” sendiri secara harfiah berarti “Langit Tinggi” dalam bahasa Mandarin, mencerminkan ambisinya untuk mendominasi ruang udara di atas wilayah konflik. Dirancang oleh Aviation Industry Corporation of China (AVIC), pesawat ini memiliki spesifikasi yang mengesankan:
-
Jangkauan terbang: hingga 7.000 kilometer
-
Daya tahan misi: 36 jam non-stop
-
Ketinggian operasi: 15.000 meter
-
Muatan maksimum: 6 ton
-
Lebar sayap: 25 meter
Pesawat ini dikembangkan sebagai platform pengangkut drone kamikaze mini (UAV) yang dirancang untuk membanjiri sistem pertahanan udara musuh.
Drone-drone tersebut dapat dilepaskan dari kompartemen di kedua sisi badan pesawat, memungkinkan operasi skala besar secara simultan di lingkungan yang kompleks.
Multifungsi
Meski secara utama ditujukan untuk keperluan militer, Jiu Tian juga dilengkapi dengan sistem modular yang memungkinkan fleksibilitas fungsi. Dalam skenario non-tempur, pesawat ini diklaim dapat digunakan untuk:
-
Pengawasan dan patroli maritim
-
Dukungan logistik darurat
-
Tanggap bencana
-
Misi pencarian dan penyelamatan
-
Perlindungan sumber daya alam
Fitur ini menjadikan Jiu Tian sebagai platform multifungsi, tidak hanya relevan dalam konflik bersenjata, tetapi juga dalam operasi sipil dan kemanusiaan.
Komparasi dengan Platform Militer Barat
Peluncuran Jiu Tian secara tidak langsung memunculkan perbandingan dengan dua pesawat tak berawak andalan Amerika Serikat: MQ-9 Reaper dan RQ-4 Global Hawk. Secara teknis, Jiu Tian memiliki keunggulan di beberapa aspek:
-
Daya tahan terbang: 36 jam, lebih lama dari Global Hawk (34,3 jam) dan Reaper (sekitar 27 jam).
-
Muatan amunisi: hingga 6 ton, jauh melampaui muatan maksimum MQ-9 Reaper (~1,7 ton total).
-
Kemampuan ofensif: Global Hawk tidak dilengkapi senjata, sedangkan Jiu Tian membawa hingga 100 drone kamikaze.
Meski lebar sayap RQ-4 Global Hawk masih lebih besar (39,8 meter), keunggulan Jiu Tian pada aspek kemampuan tempur memberi dimensi baru dalam taktik udara tak berawak.
Tujuan Strategis dan Proyeksi Geopolitik
Menurut laporan dari media negara dan South China Morning Post, Jiu Tian diproyeksikan menjadi salah satu pilar kekuatan udara strategis China.
Dalam konteks geopolitik, pesawat ini ditujukan untuk meningkatkan jangkauan operasional Tentara Pembebasan Rakyat (PLA), khususnya dalam menghadapi potensi konflik di:
-
Selat Taiwan
-
Laut China Selatan
-
Wilayah sekitar Guam, yang menjadi salah satu titik strategis Amerika Serikat di Pasifik
Dengan investasi sekitar USD 420 juta, Beijing menunjukkan keseriusan dalam menghadirkan sistem peperangan udara yang adaptif dan sulit ditandingi.
Langkah China ini dinilai sebagai bagian dari tren militer global menuju platform tak berawak dengan kapabilitas otonom dan sistem swarm.
Menurut analis pertahanan dari Military Watch Magazine, pengembangan Jiu Tian menempatkan China sebagai negara pertama yang berhasil membangun dan segera mengoperasikan pesawat induk drone dengan skala semacam ini.
Ke depan, Jiu Tian juga dirancang untuk dapat diluncurkan dari kapal serbu amfibi kelas 076, memperluas cakupan operasional dari wilayah udara ke wilayah laut.
Peluncuran Jiu Tian merupakan salah satu sinyal paling kuat bahwa China tengah memimpin dalam era baru perang tak berawak. Dengan kemampuan strategis dan desain yang revolusioner, Jiu Tian tidak hanya menjadi kekuatan baru dalam militer China, tetapi juga simbol bergesernya dominasi teknologi militer dari Barat ke Timur.
Uji coba mendatang akan menjadi penentu apakah pesawat ini benar-benar dapat beroperasi seperti yang diharapkan. (*)