Sinata.id
  • Indeks
  • News
    • Nasional
    • Nusantara
    • Pematangsiantar
    • Simalungun
  • Trending
  • Bisnis
    • Investasi
    • Keuangan
  • Sports
    • Bola
  • Teknologi
    • AI
    • Aplikasi
    • Gadget
    • Game
  • Otomotif
  • Wisata
  • Entertainment
    • Seleb
No Result
View All Result
Sinata.id
No Result
View All Result
Sinata.id
No Result
View All Result
  • BERITA TERKINI
  • News
  • Trending
  • Nusantara
  • Nasional
  • Bisnis
  • Sports
  • Entertainment
  • Teknologi
  • Wisata
Ketidaksesuaian antara latar belakang pendidikan dan peluang kerja yang tersedia telah melahirkan fenomena “anak ekor busuk” di Tiongkok.

Ketidaksesuaian antara latar belakang pendidikan dan peluang kerja yang tersedia telah melahirkan fenomena “anak ekor busuk” di Tiongkok. (WIRED)

Tiongkok Dihantam Fenomena Anak Ekor Busuk, Lulusan Menumpuk, Pekerjaan Tak Tersedia

Zainal Editor: Zainal
25 Mei 2025 | 01:35 WIB
Rubrik: Dunia

Beijing, Sinata.id – Tiongkok tengah menghadapi tantangan serius dalam sektor ketenagakerjaan, khususnya di kalangan lulusan muda perguruan tinggi. Ketidaksesuaian antara latar belakang pendidikan dan peluang kerja yang tersedia telah melahirkan fenomena sosial yang dikenal dengan istilah “anak berekor busuk”—sebutan bagi generasi muda berpendidikan tinggi yang terpaksa bekerja serabutan, berpenghasilan rendah, dan masih bergantung pada dukungan orang tua.

Laporan terbaru Channel News Asia (CNA) menyoroti kondisi ini melalui pantauan di bursa kerja Lishuiqiao, Beijing. Beberapa lulusan yang diwawancarai mengungkapkan pesimisme mereka terhadap kondisi pasar tenaga kerja saat ini.

Hu Die, mahasiswi jurusan desain lulusan Harbin University of Science and Technology yang baru berusia 22 tahun, mengaku peluang di bidangnya sangat terbatas. Sementara itu, Li Mengqi (26), sarjana teknik kimia dari Institut Teknologi Shanghai, telah menganggur selama delapan bulan tanpa hasil.

“Saya melihat prospeknya suram. Persaingan terlalu ketat dan posisi yang saya incar nyaris tak terbuka. Saya pun mulai mempertimbangkan pekerjaan di luar bidang studi saya,” ungkap Hu Die, dikutip dari CNA pada Sabtu (24/5/2025).

Kondisi ini tidak hanya menimpa alumni universitas papan atas. Chen Yuyan (26), lulusan pendidikan vokasi dari Guangdong Food and Drug College, kini bekerja sebagai penyortir paket dengan upah rendah. Ia menyoroti ketimpangan antara tuntutan perusahaan dan minimnya kesempatan pelatihan bagi lulusan baru.

“Perusahaan menuntut pengalaman, tapi tidak memberi ruang bagi lulusan segar untuk belajar. Gaji yang ditawarkan juga tidak layak,” keluh Chen.

Zak Dychtwald, pendiri lembaga riset Young China Group, menilai kondisi ini sebagai cerminan kesenjangan besar antara harapan lulusan dan kenyataan dunia kerja. “Mereka telah menempuh pendidikan dengan serius, namun realitas pekerjaan tidak memberikan timbal balik yang sepadan,” jelasnya.

Lebih jauh, Asisten Profesor Sosiologi dari University of Michigan, Zhou Yun, menjelaskan bahwa menyusutnya sektor-sektor tradisional penyerap tenaga kerja seperti startup teknologi dan bidang pendidikan turut memperparah situasi. Di sisi lain, sektor maju seperti kecerdasan buatan dan otomasi tetap sangat kompetitif dan sulit dimasuki oleh lulusan baru.

“Struktur pasar kerja mengalami perubahan mendasar. Ruang yang dulu tersedia bagi lulusan kini menyempit drastis,” ujar Zhou.

Perubahan dinamika ini turut menggeser cara pandang generasi muda terhadap dunia kerja. Profesor Eli Friedman dari Cornell University mencatat semakin banyak anak muda yang memilih untuk tidak menerima pekerjaan dengan kualitas rendah atau enggan memulai usaha kecil-kecilan—suatu kontras mencolok dibanding generasi orang tua mereka.

Fenomena “tangping”, atau harfiah berarti “berbaring datar”, menggambarkan sikap pasrah dan menarik diri dari perlombaan kerja yang hiperkompetitif. Zhou menambahkan bahwa problem ini bukan semata soal ekonomi, melainkan menyangkut identitas dan rasa kehilangan arah hidup.

“Ketidakmampuan mendapatkan pekerjaan bukan hanya berarti kehilangan pendapatan, tetapi juga menyentuh harga diri dan eksistensi pribadi,” tegas Zhou.

Pemerintah Tiongkok menyadari skala tantangan ini. Tahun ini, jumlah lulusan universitas diperkirakan mencapai rekor 12,22 juta orang. Menteri Sumber Daya Manusia, Wang Xiaoping, menyebutkan adanya ketidakseimbangan mencolok antara pasokan lulusan dan permintaan pasar kerja.

Dalam Laporan Kerja Pemerintah 2025, pemerintah menggarisbawahi pentingnya perluasan kesempatan kerja dan penguatan dukungan terhadap kewirausahaan. Berbagai inisiatif dirancang, mulai dari subsidi bagi industri padat karya, pemotongan pajak, hingga pengembalian premi asuransi pengangguran. Target yang dipatok adalah penciptaan lebih dari 12 juta lapangan kerja baru di kawasan perkotaan tahun ini.

Namun, ironi masih membayangi: di tengah melimpahnya lulusan perguruan tinggi, Tiongkok justru menghadapi kekurangan tenaga kerja terampil di sektor manufaktur. Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi memperkirakan kekurangan tersebut akan mencapai angka 30 juta orang pada akhir tahun 2025. (*)

Tags: ChinaTenaga KerjaTiongkok

Berita Terkait

Rudal presisi tinggi Iskander-M Rusia hancurkan kamp militer Ukraina di wilayah Sumy. Serangan tersebut mengakibatkan puluhan korban jiwa.
Dunia

Rusia Hancurkan Kamp Militer di Sumy, Puluhan Tentara Tewas dan Warga Diperintahkan Mengungsi

Editor: Zainal
25 Mei 2025 | 02:44 WIB

Sumy, Sinata.id — Eskalasi konflik Rusia-Ukraina kembali meningkat setelah Moskow meluncurkan serangan rudal presisi tinggi Iskander-M yang menghantam kamp pelatihan...

Baca SelengkapnyaDetails
Donald Trump, resmi mengumumkan peluncuran proyek tameng rudal ambisius bernama Golden Dome, sebuah sistem perisai udara futuristik.
Dunia

Tameng Rudal Hipersonik Golden Dome AS Senilai Rp2.871 Triliun Dikecam

Editor: Zainal
25 Mei 2025 | 02:33 WIB

Washington DC, Sinata.id — Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, resmi mengumumkan peluncuran proyek pertahanan rudal ambisius bernama Golden Dome, sebuah...

Baca SelengkapnyaDetails
Rudal Iskander Rusia menyasar berbagai target militer di sejumlah wilayah. melumpuhkan sejumlah infrastruktur pertahanan penting milik Ukraina.
Dunia

Rudal Iskander Rusia Hantam Ukraina, Sistem Patriot Buatan AS Lumpuh

Editor: Zainal
24 Mei 2025 | 02:47 WIB

Moskwa, Sinata.id — Rusia kembali melancarkan serangan besar-besaran terhadap Ukraina dengan menyasar berbagai target militer di sejumlah wilayah. Dalam pernyataan...

Baca SelengkapnyaDetails
Trump resmi mengumumkan peluncuran proyek pertahanan ambisius bernama Golden Dome, sistem perisai rudal berbasis luar angkasa.
Dunia

Proyek Kubah Emas “Golden Dome” Amerika Serikat Bikin Rudal Hipersonik Lumpuh Total

Editor: Zainal
24 Mei 2025 | 02:33 WIB

Washington DC, Sinata.id – Pemerintah Amerika Serikat resmi mengumumkan peluncuran proyek kubah emas untuk pertahanan ambisius bernama Golden Dome, sistem perisai...

Baca SelengkapnyaDetails
Zimbabwe kini mulai menata kembali kehidupannya. Setelah sempat mencetak uang dengan nilai fantastis, 100 triliun dolar, pada 2008.
Dunia

Kondisi Zimbabwe di Tahun 2025 Setelah Uang 100 Triliun Pernah Dijadikan Tisu Toilet

Editor: Zainal
24 Mei 2025 | 01:53 WIB

Harare, Sinata.id – Dikenal dunia akibat krisis ekonomi terburuk dalam sejarah modern, Zimbabwe kini mulai menata kembali kehidupannya. Setelah sempat...

Baca SelengkapnyaDetails

Berita Terbaru

Nasional

Air Danau Toba Keruh dan Ikan Mati, Pemkab Samosir Gandeng USU Lakukan Kajian

26 Juli 2025 | 23:19 WIB
Nusantara

Polda Sumut Bekuk Tersangka Pengedar Sabu dan Ganja di Langkat

26 Juli 2025 | 20:48 WIB
Nusantara

WNI di Austria Alami Dugaan Penipuan Jual Beli Tanah di Toba, Oknum Pegawai RSUD Parapat Dituding sebagai Pelaku

26 Juli 2025 | 14:51 WIB
Pematangsiantar

Minim Kesiapan Darurat, DPRD Diduga Lalai Awasi Kinerja PDAM Tirta Uli

26 Juli 2025 | 12:51 WIB
Pematangsiantar

Komisi I DPRD Pematangsiantar Soroti Fenomena ‘Ngaku Miskin Demi Bansos’

26 Juli 2025 | 11:18 WIB
Pematangsiantar

Ratusan Petani Gurilla Desak DPRD Tuntaskan Konflik Lahan dengan PTPN IV

26 Juli 2025 | 11:07 WIB
Pematangsiantar

Sidang Sengketa Lahan antara PTPN IV dan 97 Warga di Pematangsiantar Ditunda, Tiga Tergugat Dilaporkan Telah Meninggal Dunia

25 Juli 2025 | 16:42 WIB
Simalungun

Kesaksian Warga, Banjir di Panei Tonga Terjadi Pasca Kebun Mardjanji Dikonversi dari Teh ke Sawit

25 Juli 2025 | 11:29 WIB
Nusantara

DPO Tersangka Sumber Ekstasi Dibekuk Poldasu Saat Prarekonstruksi di D4 Karaoke

24 Juli 2025 | 21:37 WIB
News

Kebakaran Hebat Hanguskan Tiga Rumah di Padangsidimpuan, Kerugian Capai Rp400 Juta

24 Juli 2025 | 20:49 WIB
News

Sesosok Mayat Pria Ditemukan di Sungai Lau Jahe, Diduga Korban Hanyut

24 Juli 2025 | 20:43 WIB
News

Hotel Santika Medan Jadi Titik Aksi Unjuk Rasa, Massa Tuntut Pembatalan Agenda Hiburan Bernuansa LGBT

24 Juli 2025 | 20:31 WIB
  • Indeks
  • Pedoman
  • Privacy
  • Redaksi
  • ToS

© 2025

logo sinata id new


PT. SINAR KEADILAN UTAMA (SINATA)
Jl. Merpati V No 2, Kelurahan Pesanggrahan, Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, DKI Jakarta, 12320.

ALAMAT REDAKSI
Jl. Rakutta Sembiring, Perumahan Grand Rakutta Indah Nomor 42-43, Pondok Sayur, Siantar Martoba, Pematangsiantar, Sumatera Utara, 21137

📧 redaksisinata @ gmail.com

No Result
View All Result
  • Indeks
  • News
    • Nasional
    • Nusantara
    • Pematangsiantar
    • Simalungun
  • Trending
  • Bisnis
    • Investasi
    • Keuangan
  • Sports
    • Bola
  • Teknologi
    • AI
    • Aplikasi
    • Gadget
    • Game
  • Otomotif
  • Wisata
  • Entertainment
    • Seleb

© 2025

logo sinata id new


PT. SINAR KEADILAN UTAMA (SINATA)
Jl. Merpati V No 2, Kelurahan Pesanggrahan, Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, DKI Jakarta, 12320.

ALAMAT REDAKSI
Jl. Rakutta Sembiring, Perumahan Grand Rakutta Indah Nomor 42-43, Pondok Sayur, Siantar Martoba, Pematangsiantar, Sumatera Utara, 21137

📧 redaksisinata @ gmail.com

Sinata.id