Pematangsiantar, Sinata.id — Krisis air bersih melanda warga di Jalan Bahkora II, Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara, setelah selama dua hari berturut-turut tidak menerima pasokan dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtauli. Kondisi tersebut telah menimbulkan keresahan dan ketidaknyamanan dalam menjalani aktivitas harian masyarakat.
Sejumlah warga mengeluhkan terganggunya kegiatan rumah tangga seperti mandi, mencuci, dan memasak. Untuk memenuhi kebutuhan dasar, mereka terpaksa mengandalkan air galon yang dibeli dengan biaya tambahan.
“Situasi ini sangat memprihatinkan. Kami harus membeli air galon lebih banyak hanya untuk mencuci muka atau memasak. Tidak ada pilihan lain,” ungkap seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
Hingga saat ini, belum ada keterangan resmi dari PDAM Tirtauli mengenai penyebab gangguan distribusi air tersebut. Ketiadaan informasi semakin memperbesar keresahan di kalangan warga. Masyarakat menuntut kejelasan dan solusi dari pihak PDAM serta meminta pemerintah daerah untuk segera mengambil langkah konkret.
Tokoh masyarakat Bahkora II, Imron Togi Siregar, turut menyampaikan kekecewaannya terhadap situasi ini. Kepada media Sinata.id pada Selasa (2/7/2025), ia menilai bahwa kejadian ini mencerminkan lemahnya manajemen PDAM dalam menjalankan fungsi pelayanan publik.
“Ini adalah bentuk nyata dari kelalaian institusi. Air adalah kebutuhan pokok yang tidak bisa ditunda. Gagalnya distribusi air bersih merupakan kegagalan besar dalam pengelolaan pelayanan dasar,” tegas Imron.
Ia juga mendesak pemerintah kota, termasuk Wali Kota dan DPRD Pematangsiantar, untuk segera turun tangan melakukan evaluasi terhadap kinerja PDAM Tirtauli dan memastikan kejadian serupa tidak terulang di kemudian hari.
Hingga berita ini diturunkan, pihak PDAM Tirtauli belum memberikan pernyataan resmi terkait gangguan layanan tersebut. Masyarakat pun berharap ada langkah cepat dan tanggap dari seluruh pemangku kebijakan guna memulihkan distribusi air bersih yang sangat vital bagi kehidupan sehari-hari. (*)