Oleh: Pastor Dion Panomban
Saat teduh Abba Home Family Rabu tanggal 13 Agustus 2025 – Keluarga adalah anugerah Tuhan yang tak ternilai. Namun, di tengah indahnya kebersamaan, kita sering menghadapi konflik, kesalahpahaman, dan luka batin yang mengganggu keharmonisan. Banyak yang mencoba memperbaiki hubungan keluarga dari luar — mengatur keuangan, membagi tugas, atau merencanakan liburan bersama — tetapi lupa bahwa pemulihan sejati harus dimulai dari dalam diri masing-masing.
Firman Tuhan mengajarkan bahwa “kasih menutupi banyak sekali dosa” *1 Petrus 4:8* . Artinya, kunci keharmonisan keluarga adalah hati yang penuh kasih dan siap mengampuni. Pengampunan bukan hanya membebaskan orang lain dari kesalahan, tetapi juga membebaskan hati kita dari kepahitan. Tanpa pengampunan, luka masa lalu akan terus menjadi racun yang perlahan menghancurkan hubungan.
Seringkali, masalah keluarga ibarat fenomena gunung es. Yang tampak di permukaan hanyalah pertengkaran atau sikap dingin, namun di bawahnya tersimpan luka lama, rasa kecewa, atau ego yang tak terkendali. Jika akar ini tidak disembuhkan, maka setiap usaha memperbaiki hubungan akan seperti menambal perahu yang bocor — masalah akan muncul kembali.
Itulah sebabnya, langkah pertama menjaga keharmonisan keluarga adalah pemulihan pribadi. Saat kita membiarkan Tuhan memulihkan hati, membersihkan pikiran dari kebencian, dan menanamkan kasih-Nya, kita akan lebih mudah membangun hubungan yang sehat. Mulailah dengan doa pribadi, membaca Firman, dan meminta Roh Kudus membentuk karakter kita menjadi seperti Kristus.
Keharmonisan keluarga bukanlah hasil kebetulan, tetapi buah dari hati yang mau diubahkan. Sebelum kita menuntut pasangan, anak, atau anggota keluarga lain untuk berubah, mari kita bertanya: “ *Apakah saya sudah dipulihkan Tuhan?”* Sebab ketika hati kita dipenuhi damai dan kasih, suasana rumah pun akan ikut dipenuhi terang Kristus.
Mari kita jadikan rumah tangga sebagai tempat kasih Tuhan mengalir. Dimulai dari pribadi yang diubahkan, keluarga kita akan menjadi kesaksian hidup bahwa di dalam Kristus, setiap luka dapat dipulihkan dan setiap hubungan dapat diperdamaikan. (A27)