Oleh: Pastor Dion Panomban
Saat Teduh Abba Home Family | Sabtu, tanggal 6 September 2025
Betapa pentingnya kita membangun kedalaman hidup di dalam Tuhan. Bukan hanya sekadar percaya dengan pengetahuan tentang Allah, tetapi sebuah iman yang lahir dari pengalaman pribadi bersama Dia.
Iman sejati bukanlah teori, melainkan perjalanan dari iman kepada iman. Perjalanan itu seringkali diwarnai jatuh bangun, kebimbangan, bahkan pergumulan antara mempercayai firman Tuhan atau realita hidup yang kita lihat dan rasakan.
Namun, di sanalah Tuhan mengajar kita untuk tetap berdiri dan percaya kepada-Nya.
Kedalaman iman itu nyata ketika kita mengalami Allah secara pribadi:
* Musa , yang berjumpa Tuhan lewat semak yang terbakar.
* Saulus , yang matanya dibutakan lalu dipulihkan, hingga hidupnya berubah menjadi Paulus.
* Petrus , yang setelah semalam suntuk gagal menangkap ikan, justru melihat kuasa Tuhan, dan akhirnya meninggalkan segalanya untuk mengikut Yesus.
Mereka semua berubah karena mengalami kedalaman hidup dalam Kristus. Bukan hanya tahu, tapi mengalami kasih, kuasa, dan kebenaran-Nya.
Saya berdoa, kita semua tidak berhenti pada status sebagai orang Kristen atau sekadar pelayanan, tetapi benar-benar memiliki hidup yang berakar kuat di dalam Kristus. Sehingga, tidak ada yang mampu menggoyahkan atau meruntuhkan rumah iman kita.
Pembacaan Alkitab
Ibrani 10:37-39 (TB)
* “Sebab sedikit, bahkan sangat sedikit waktu lagi, dan Ia yang akan datang, sudah akan ada, tanpa menangguhkan kedatangan-Nya.
* (38) Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya.
* (39) Tetapi kita bukanlah orang-orang yang mengundurkan diri dan binasa, tetapi orang-orang yang percaya dan yang beroleh hidup.”
Pertanyaan Perenungan
1. Tuhan sudah mau datang, apa responmu? (ay. 37)
2. Bagaimana seharusnya hidup kita menantikan kedatangan Tuhan? (ay. 38)
3. Apa yang membuat Tuhan tidak berkenan? (ay. 38)
4. Jelaskan maksud ayat 39.
5. Bagaimana kualitas hidup dan imanmu saat ini?
Sedikit waktu lagi Yesus akan datang. Karena itu, mari kita membangun kedalaman iman di dalam Kristus, supaya kita tidak mudah goyah oleh logika dan keadaan. Kita bukanlah orang yang mengundurkan diri dan binasa, melainkan orang-orang yang hidup oleh iman, yang tetap percaya, dan yang beroleh hidup kekal di dalam Dia.
Selamat bersaat teduh, tetaplah berakar dalam Kristus sampai kedatangan-Nya. (A27)