Sinata.id
  • Indeks
  • Headline
  • News
    • Nasional
    • Regional
    • Dunia
    • Pematangsiantar
    • Simalungun
  • Trending
  • Bisnis
    • Investasi
    • Keuangan
  • Sports
    • Bola
      • Liga Champions
      • Liga Inggris
      • Liga Italia
      • Liga Spanyol
  • Teknologi
    • AI
    • Aplikasi
    • Gadget
    • Game
  • Rileks
    • Gaya Hidup
    • Kesehatan
    • Entertainment
      • Seleb
    • Kolom
      • Religi
  • Wisata
No Result
View All Result
Sinata.id
No Result
View All Result
Sinata.id
No Result
View All Result
  • INDEKS
  • Headline
  • News
  • Trending
  • Regional
  • Nasional
  • Bisnis
  • Sports
  • Entertainment
  • Teknologi
  • Wisata
  • Religi

Kontroversi Jadi Bumbu Utama Popularitas di Media Sosial

Editor: Zainal Efendi
10 September 2025 | 01:20 WIB
Rubrik: Sains
kontroversi kerap dijadikan jalan pintas untuk meraih popularitas di media sosial untuk meningkatkan engagement.

Kontroversi kerap dijadikan jalan pintas untuk meraih popularitas di media sosial untuk meningkatkan engagement. (Ilustrasi)

Kontroversi kerap dijadikan jalan pintas untuk meraih popularitas di media sosial. Fenomena ini tidak hanya dimanfaatkan oleh influencer, tetapi juga merek hingga figur publik yang ingin cepat viral. Meski efektif menarik perhatian, strategi berbasis kontroversi menyimpan dilema, antara peluang besar meningkatkan engagement dan risiko kerugian jangka panjang terhadap reputasi digital.

Sinata.id – Kontroversi media sosial telah berkembang menjadi salah satu strategi paling efektif untuk meraih perhatian publik. Fenomena ini kian terlihat jelas di berbagai platform, mulai dari Instagram, TikTok, YouTube hingga Twitter/X, di mana setiap pernyataan, unggahan, atau potongan video yang menimbulkan perdebatan dapat dengan cepat menjadi viral di media sosial.

Popularitas di media sosial kini tidak lagi hanya ditentukan oleh kualitas konten atau keaslian ide. Sebaliknya, unsur ketegangan, pertentangan, hingga keberanian untuk menabrak norma kerap menjadi jalan pintas dalam membangun nama. Konsep kontroversi sebagai strategi popularitas semakin marak dipakai, baik oleh influencer, selebritas, bahkan merek besar dan politisi.

Bagaimana konten kontroversial untuk menaikkan engagement diproduksi? Didorong oleh algoritma, sekaligus dimanfaatkan untuk kepentingan branding dan marketing, berikut adalah dampak kontroversi terhadap reputasi di media sosial, baik keuntungan jangka pendek maupun risiko jangka panjang, serta menyinggung etika dalam membangun popularitas digital di tengah gempuran viral marketing di media sosial, dirangkum Sinata.id pada Rabu (10/9/2025), dari berbagai sumber.

Baca Juga: 6 Gen Manusia Paling Tangguh dan Rentan dari Masa ke Masa

“Ribut Dulu, Tenar Kemudian”

Pepatah lama menyebutkan bahwa di dunia hiburan, “bad publicity is still publicity.” Hal ini kini berlaku pula di jagat digital.

Mengapa kontroversi jadi bumbu utama popularitas online? Jawabannya terletak pada logika ekonomi perhatian (attention economy).

Platform digital membanjiri pengguna dengan jutaan konten setiap hari. Di tengah lautan informasi itu, hanya konten yang memicu reaksi emosional kuat yang mampu menembus keramaian.

Kontroversi hadir sebagai “pukulan awal” untuk menarik klik, komentar, hingga perdebatan panjang. Dari sisi algoritma, semakin tinggi interaksi, semakin luas pula distribusi konten tersebut.

Algoritma, Psikologi Audiens, dan Ekonomi Perhatian

Tidak heran, banyak publik figur dan kreator kini menjadikan kontroversi sebagai sarana branding personal. Sekalipun menuai kritik, perhatian yang tercipta sering kali lebih besar dibandingkan unggahan biasa.

  1. Algoritme Media Sosial dan Konten Sensasional
    Platform digital seperti Instagram, TikTok, hingga Twitter/X cenderung mengutamakan konten dengan engagement tinggi. Konten yang memicu kemarahan, keterkejutan, atau perdebatan cenderung menghasilkan interaksi lebih besar dibandingkan konten informatif yang netral. Inilah sebab mengapa kontroversi mudah viral di media sosial.

  2. Psikologi Konsumsi Konten Kontroversial
    Studi psikologi menunjukkan bahwa manusia lebih peka terhadap ancaman dan konflik, sebuah kecenderungan yang dikenal sebagai negativity bias. Inilah yang mendorong efek psikologis konsumsi konten kontroversial. Netizen merasa perlu ikut berkomentar, meluruskan informasi, atau sekadar melampiaskan emosi, yang justru memperkuat visibilitas konten itu sendiri.

  3. Ekonomi Perhatian dan Monetisasi
    Bagi kreator dan influencer, kontroversi adalah jalan pintas menuju keuntungan finansial. Satu unggahan panas bisa melampaui puluhan konten edukatif dari sisi jangkauan. Sponsorship, undangan kolaborasi, hingga liputan media pun bisa datang karena viralitas. Fenomena ini menunjukkan bagaimana kontroversi sebagai taktik marketing digital kerap dimanfaatkan demi mempercepat pertumbuhan popularitas.

Aktor dan Motivasinya

  1. Influencer dan Kreator Konten
    Banyak kreator digital kini mengadopsi strategi influencer menggunakan kontroversi untuk memperkuat eksistensinya. Dari sekadar melontarkan opini nyeleneh, membuat konten satir yang mengusik norma, hingga menampilkan gaya hidup ekstrem, semuanya ditujukan agar tetap relevan di linimasa. Namun, keseimbangan antara orisinalitas dan pencarian sensasi sering kali tipis.

  2. Merek dan Korporasi
    Beberapa brand memanfaatkan kontroversi sebagai taktik marketing digital melalui kampanye yang memancing pro-kontra. Misalnya, isu lingkungan, kesetaraan gender, atau gaya hidup tertentu. Strategi ini bisa menaikkan awareness, tetapi juga berisiko menimbulkan krisis reputasi jika tidak disertai kesiapan menghadapi serangan balik.

  3. Politisi dan Publik Figur
    Di ranah politik, kontroversi sering menjadi alat untuk mengonsolidasikan dukungan atau mengalihkan isu. Peran kontroversi dalam membentuk citra publik figur cukup besar, meskipun konsekuensinya adalah polarisasi dan melemahnya kualitas diskusi publik.

Tipologi Kontroversi Popularitas di Media Sosial

  1. Kontroversi Organik
    Muncul secara spontan karena ucapan atau tindakan yang menyinggung isu sensitif.

  2. Kontroversi Strategis (Manufactured Outrage)
    Sengaja dirancang untuk menuai reaksi, misalnya teaser ambigu atau opini yang membelah pendapat.

  3. Kontroversi Edge-Lording
    Konten yang menguji batas norma sosial untuk citra anti-mainstream.

  4. Kontroversi Berbasis Hoaks
    Mengandalkan misinformasi untuk memancing emosi, berisiko hukum dan etika.

  5. Clip-Baiting
    Memotong video agar tampak provokatif tanpa konteks penuh.

Tipologi ini memperlihatkan bahwa tidak semua kontroversi sama. Ada yang muncul alami, ada pula yang merupakan strategi terukur.

Risiko dan Keuntungan Konten Kontroversial

Risiko dan keuntungan konten kontroversial tidak bisa dipisahkan. Dari sisi keuntungan, kontroversi mampu mendongkrak jumlah pengikut, meningkatkan engagement rate konten kontroversial, dan memberikan publisitas gratis. Namun, kerugiannya mencakup erosi kepercayaan, potensi cancel culture di media sosial, hingga hilangnya kerja sama dengan brand.

Bagi publik figur, reputasi yang dibangun bertahun-tahun bisa runtuh seketika jika kontroversi dianggap kelewat batas. Inilah mengapa analisis dampak kontroversi di era digital menjadi penting sebelum sebuah konten diunggah.

Kontroversi dan Strategi Branding Digital

Dalam lanskap digital, kontroversi sering dianggap sebagai bagian dari strategi digital branding. Namun, strategi ini bukan tanpa konsekuensi. Netizen dan budaya konsumsi kontroversi menciptakan ruang yang rawan.

Di satu sisi, keterlibatan netizen menjadikan kontroversi sebagai fenomena trending topic Twitter/X yang sulit dihindari. Di sisi lain, fenomena ini memperlihatkan betapa kuatnya budaya clickbait dalam membentuk opini publik. Banyak kreator yang memilih jalur kontroversial karena yakin bahwa tanpa sensasi, mereka akan tenggelam di tengah kompetisi konten.

Studi Kasus

  1. Influencer Kontroversial di Instagram & TikTok
    Beberapa influencer memilih mengunggah konten yang menyinggung norma sosial, baik dari sisi gaya hidup maupun opini. Meski popularitas di medsos mereka meningkat, tidak sedikit yang akhirnya kehilangan sponsor.

  2. Brand dan Kampanye Isu Sosial
    Ada perusahaan yang meluncurkan kampanye ramah lingkungan, namun kemudian dipersoalkan karena tidak konsisten. Kasus ini menunjukkan bagaimana kontroversi sebagai taktik marketing digital bisa berbalik arah menjadi krisis reputasi.

  3. Figur Politik
    Politisi sering mengandalkan pernyataan tajam agar viral. Namun, strategi ini lebih sering memperkuat basis pendukung daripada membangun konsensus luas.

Perdebatan tentang etika dalam membangun popularitas digital kian menguat. Platform seperti TikTok dan Instagram berusaha menyeimbangkan antara kebebasan berekspresi dan perlindungan terhadap ujaran kebencian. Namun, skala besar dan perbedaan konteks budaya membuat moderasi tidak selalu efektif.

Sementara itu, literasi digital menjadi salah satu solusi. Publik diajak untuk lebih kritis terhadap konten clickbait di platform digital dan tidak langsung membagikan informasi yang memicu emosi tanpa verifikasi.

Fenomena tren viral berbasis kontroversi di Indonesia menunjukkan bahwa kontroversi memang ampuh untuk menciptakan popularitas di media sosial. Namun, keberlanjutan popularitas tidak hanya bergantung pada viralitas. Kepercayaan publik tetap menjadi modal utama.

Bagaimana media sosial mendorong konten kontroversial memang sudah jelas melalui algoritma dan ekonomi perhatian. Tetapi, pertanyaan lebih penting adalah, sampai kapan strategi ini bisa bertahan? (A46)

Tags: FenomenaKontroversiMedia Sosial

Berita Terkait

gambar ai
Sains

Studi Ungkap Anak Cerdas Berpeluang Hidup Lebih Lama

Editor: Tumpal Pandapotan
25 Oktober 2025 | 12:25 WIB

Sinata.id - Anak-anak yang menunjukkan kecerdasan di atas rata-rata ternyata tidak hanya unggul secara akademis, tetapi juga berpeluang menikmati umur yang...

Baca SelengkapnyaDetails
cangkir dari tengkorak manusia. (foto: nature)
Sains

Peneliti Temukan Topeng dan Cangkir dari Tengkorak Manusia

Editor: Tumpal Pandapotan
23 Oktober 2025 | 13:59 WIB

China, Sinata.id - Para arkeolog menemukan bukti mengejutkan dari Situs Peninggalan Liangzhu, China: topeng dan cangkir yang terbuat dari tulang...

Baca SelengkapnyaDetails
gambar ilustrasi. alodokter
Sains

Ilmuwan Ciptakan Otak Manusia Mini Bikin Publik Bertanya-tanya

Editor: Tumpal Pandapotan
11 Oktober 2025 | 14:30 WIB

Sinata.id - Sebuah terobosan ilmiah yang memicu debat etika mendalam terungkap awal tahun ini. Para peneliti di Universitas Johns Hopkins...

Baca SelengkapnyaDetails
gambar ilustrasi desa di bulan. ai
Sains

Rencana Ambisius NASA Bangun “Desa” di Bulan

Editor: Tumpal Pandapotan
2 Oktober 2025 | 15:37 WIB

AS, Sinata.id – Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) dengan percaya diri memproyeksikan pembangunan permukiman manusia permanen dan berkelanjutan di Bulan...

Baca SelengkapnyaDetails
gambar ilustrasi ilmuwan mencari dna manusia pertama. ai
Sains

Asal-Usul Manusia Modern Diklaim Berada di Afrika Selatan, Namun Dipertanyakan Para Ahli

Editor: Tumpal Pandapotan
1 Oktober 2025 | 19:22 WIB

Sinata.id - Sebuah penelitian yang dipimpin oleh Profesor Vanessa Hayes dari Garvan Institute of Medical Research mengklaim telah berhasil memetakan tempat...

Baca SelengkapnyaDetails

Berita Terbaru

Pematangsiantar

PWI Gelar UKW di Siantar Hotel, Sekjen Ingatkan Wartawan untuk Terus Belajar

28 Oktober 2025 | 13:51 WIB
Nasional

Gempal Berkekuatan 5.1 Guncang Pidie Aceh

28 Oktober 2025 | 13:13 WIB
Nasional

Banjir Merendam Sukabumi Ribuan Warga Mengungsi

28 Oktober 2025 | 13:01 WIB
Regional

Seratus Advokat Siap Tempur Usir TPL yang Dinilai Perampas Tanah Ulayat Batak

28 Oktober 2025 | 10:25 WIB
Regional

Dinas Kesehatan Sibolga Lakukan Pengukuran dan Publikasi Stunting

28 Oktober 2025 | 10:23 WIB
Regional

Sejumlah Tenaga Kesehatan Demo Kantor Bupati Tapteng

28 Oktober 2025 | 10:22 WIB
Regional

APBD Tapteng 2026 Turun Rp176 Miliar, Dampak Kebijakan Pemangkasan TKD

28 Oktober 2025 | 10:20 WIB
Regional

Pembangunan Kantor Bupati Tapteng Dinilai Tanpa Dasar Hukum

28 Oktober 2025 | 10:18 WIB
Nasional

Kapolri Perintahkan Jajaran Patuhi Mekanisme Dewan Pers untuk Selesaikan Delik Pers

28 Oktober 2025 | 09:49 WIB
Regional

Laporan di Polres Samosir Dianak-tirikan, Korban Ngadu ke Propam Polda Sumut

28 Oktober 2025 | 08:35 WIB
Religi

Ketaatan: Batu Karang Kehidupan Orang Percaya

28 Oktober 2025 | 06:22 WIB
Religi

Tuhan yang Bertepuk Tangan: Tanda Amarah dan Tanda Kemenangan

28 Oktober 2025 | 06:20 WIB
  • Indeks
  • Pedoman
  • Privacy
  • Redaksi
  • ToS
  • News Map
  • Site Map
Seedbacklink

© 2025

logo sinata id new


PT. SINAR KEADILAN UTAMA (SINATA)
Jl. Merpati V No 2, Kelurahan Pesanggrahan, Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, DKI Jakarta, 12320.

ALAMAT REDAKSI
Jl. Pdt. Justin Sihombing No. 162, Kelurahan Siopat Suhu, Kecamatan Siantar Timur, Pematangsiantar, 21139, Sumatera Utara.

📧 redaksisinata @ gmail.com

No Result
View All Result
  • Indeks
  • Headline
  • News
    • Nasional
    • Regional
    • Dunia
    • Pematangsiantar
    • Simalungun
  • Trending
  • Bisnis
    • Investasi
    • Keuangan
  • Sports
    • Bola
      • Liga Champions
      • Liga Inggris
      • Liga Italia
      • Liga Spanyol
  • Teknologi
    • AI
    • Aplikasi
    • Gadget
    • Game
  • Rileks
    • Gaya Hidup
    • Kesehatan
    • Entertainment
      • Seleb
    • Kolom
      • Religi
  • Wisata

© 2025

logo sinata id new


PT. SINAR KEADILAN UTAMA (SINATA)
Jl. Merpati V No 2, Kelurahan Pesanggrahan, Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, DKI Jakarta, 12320.

ALAMAT REDAKSI
Jl. Pdt. Justin Sihombing No. 162, Kelurahan Siopat Suhu, Kecamatan Siantar Timur, Pematangsiantar, 21139, Sumatera Utara.

📧 redaksisinata @ gmail.com