Oleh : Pdt Mis Ev Dainel Pardede SH, MH
Serahkanlah segala kuatirmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu. (1 Petrus 5:7)
Hari ini, Kamis tanggal 11 September 2025, dunia kembali memperingati 24 tahun tragedi serangan teroris 11 September 2001 di Amerika Serikat. Peristiwa itu merenggut lebih dari 3.000 jiwa, namun ada sekitar 20 orang yang selamat.
Dari peristiwa kelam ini, ada beberapa hal yang bisa kita renungkan:
1. Terorisme bukanlah hal baru. Jauh sebelum 11 September, sudah banyak aksi terorisme terjadi, dan setelahnya pun dunia masih menyaksikan berbagai bentuk kekerasan serupa.
2. Isu tentang kiamat. Pada tahun 2000 banyak orang percaya bahwa dunia akan berakhir. Namun tragedi 11 September 2001 membuat sebagian orang bertanya-tanya: apakah inilah “kiamat” yang dimaksud?
3. Makna waktu kiamat. Ada yang menafsirkan bahwa kiamat bukan hanya satu hari, tetapi rangkaian peristiwa besar yang berlangsung dalam jangka panjang, bisa jadi ratusan tahun lamanya.
4. Tahapan tanda zaman. Ada pula yang melihat 11 September sebagai “tahap pertama” dari tanda-tanda kiamat, diikuti bencana alam, pandemi COVID-19, dan hingga kini (2025) perang besar di Timur Tengah: Israel dan Amerika berhadapan dengan Iran serta sekutunya.
Sebagai orang percaya, kita diajak untuk tidak keliru menafsirkan tanda-tanda zaman. Yesus sendiri sudah mengingatkan:
“Pada petang hari karena langit merah, kamu berkata: Hari akan cerah,
dan pada pagi hari karena langit merah dan redup, kamu berkata: Hari buruk .
Rupa langit kamu tahu membedakannya,
tetapi tanda-tanda zaman tidak.”
( Matius 16:2-3 )
Mari kita tetap bijak, waspada, dan berpegang pada Firman Tuhan. Dunia boleh gonjang-ganjing, perang, teror, dan bencana boleh terjadi, tetapi Allah kita tetap berdaulat dan memelihara umat-Nya.
Kita mungkin tidak mampu mengendalikan teror, perang, bencana, atau tanda-tanda zaman yang terjadi di dunia ini. Namun, satu hal yang pasti: Tuhan memelihara setiap orang yang berserah kepada-Nya.
Mari jangan sibuk menafsirkan kiamat menurut logika manusia, melainkan hidup dalam iman, berharap, dan bersandar kepada Kristus. Ketika kita menyerahkan segala kuatir kita, maka kita akan menemukan damai sejahtera yang melampaui segala akal.
Tanda-tanda zaman hanyalah pengingat, tetapi Kristus adalah kepastian. Serahkanlah segalanya pada-Nya, sebab hanya Yesus yang sanggup menjaga hidup kita sampai akhir. Shalom. (A27)