Inggris, Sinata.id – Seorang pria asal Inggris bernama John Williams mengalami peristiwa luar biasa yang membuat para dokter pun sulit mempercayainya. Jantungnya sempat berhenti berdetak sebanyak 17 kali hanya dalam waktu 13 menit saat menjalani operasi bypass jantung di Leeds, hampir setahun setelah sebelumnya terserang serangan jantung hebat.
Peristiwa itu bermula pada November 2024, ketika John tengah merayakan ulang tahunnya yang ke-40 di kota tepi laut Whitby bersama pasangannya dan beberapa teman.
Malam yang semula penuh kebahagiaan berubah drastis ketika ia tiba-tiba merasa panas, berkeringat deras, lalu pingsan di tengah makan malam.
Ia segera dilarikan ke rumah sakit dan didiagnosis mengalami infark miokard, yakni penyumbatan aliran darah ke jantung.
Meski berhasil diselamatkan, John harus menjalani operasi besar setahun kemudian. Ia dijadwalkan melakukan bypass jantung tiga kali di sebuah rumah sakit swasta di Leeds.
Menjelang operasi, bukannya takut, John justru merasa tenang dan damai. Ia bahkan mengaku merasakan kehadiran mendiang ayah dan kakeknya di sisinya, seolah mereka datang untuk memberi semangat.
Selama prosedur operasi, John kembali “bertemu” dengan keduanya di tempat yang digambarkannya seperti surga.
Dalam pengalaman itu, ia merasa diajak berbicara oleh ayahnya yang mengingatkan bahwa dua putrinya masih menunggunya di rumah.
“Kamu punya dua putri kecil di rumah. Belum sekarang,” kata John mengingat pesan sang ayah.
Namun, di dunia nyata, kondisi John kritis. Dokter berulang kali melakukan defibrilasi untuk mengembalikan detak jantungnya yang tak beraturan akibat aritmia.
Secara medis, jantung John berhenti berdetak sebanyak 17 kali dalam 13 menit — situasi yang sangat jarang terjadi. Ia baru sadar beberapa hari kemudian dari koma terinduksi, dengan bekas luka bakar di dadanya akibat alat kejut listrik.
Setelah pulih, John mengaku tidak bisa sepenuhnya menjelaskan apa yang dialaminya. “Saya tahu itu nyata, tapi juga terasa seperti dunia lain. Saya belum pernah merasakan kedamaian sebesar itu sejak saat itu,” ujarnya seperti dikutip dari Unilad.
Pengalaman mendekati kematian yang dialami John Williams menjadi pengingat akan rapuhnya kehidupan — sekaligus betapa kuatnya keajaiban yang bisa terjadi di antara batas hidup dan mati. (A58)