Pematangsiantar, Sinata.id — Turnamen Futsal Antarinstansi Kota Pematangsiantar 2025 resmi bergulir dengan laga pembuka yang mempertemukan dua tim dengan latar belakang profesi yang sangat berbeda: tim Advokat ALUSI (Advokat Siantar–Simalungun) dan tim PLN.
Pertandingan yang digelar di GOR Mall Suzuya Merdeka pada Selasa sore, 4 Agustus 2025, berlangsung dengan semangat tinggi, meski akhirnya ALUSI harus mengakui keunggulan PLN dengan skor akhir 3–7.
Meski hasil pertandingan tidak berpihak pada mereka, tim ALUSI tetap tampil dengan semangat dan menjunjung tinggi nilai-nilai sportivitas, solidaritas, serta etika profesional.
Para advokat muda yang tergabung dalam ALUSI menunjukkan bahwa keikutsertaan mereka dalam turnamen ini bukan sekadar soal mengejar kemenangan, melainkan bentuk partisipasi aktif dalam membangun hubungan antarlembaga di kota yang sedang berkembang ini.
Salah satu pemain ALUSI, Sepri Ijon Maujana Saragih, SH., MH., yang mengenakan jersey bernomor 7, menuturkan bahwa tujuan utama timnya mengikuti turnamen bukanlah soal pencapaian skor semata. Ia menekankan bahwa kehadiran para advokat dalam dunia olahraga seperti ini merupakan simbol dari semangat kolaborasi, sinergi, dan komitmen terhadap nilai-nilai kebersamaan.

“Kami melihat turnamen ini sebagai ruang silaturahmi dan solidaritas. Bukan hanya antara sesama advokat, tetapi juga antarinstansi yang ada di Kota Pematangsiantar. Di tengah dinamika kerja yang seringkali padat dan penuh tekanan, olahraga menjadi media yang efektif untuk membangun ikatan nonformal yang positif,” ujarnya kepada Sinata.id, Rabu, 6 Agustus 2025.
Lebih lanjut, Sepri menyampaikan bahwa piala dalam turnamen ini memiliki makna khusus karena dipersembahkan oleh Wali Kota Pematangsiantar, Wesly Silalahi, yang juga berasal dari latar belakang profesi hukum.
“Fakta bahwa piala turnamen ini berasal dari seorang wali kota yang berprofesi sebagai advokat sebelum terjun ke politik, memberi kami motivasi tambahan. Kami merasa terpanggil untuk turut memberi warna dalam ajang ini,” tambahnya.
Partisipasi ALUSI dalam turnamen ini dinilai sebagai langkah strategis dalam membumikan nilai-nilai hukum ke tengah masyarakat melalui jalur nonformal. Dalam lapangan futsal, mereka membawa semangat integritas, sportivitas, dan etika yang selama ini menjadi landasan dalam dunia hukum.
PLN Tampil Dominan, Tapi ALUSI Tak Kehilangan Semangat
Di sisi lain, tim PLN tampil cukup dominan dalam pertandingan perdana ini. Dengan kombinasi teknik yang solid dan kekompakan tim yang telah terbentuk dalam beberapa turnamen sebelumnya, PLN mampu menguasai jalannya pertandingan sejak menit awal hingga peluit akhir.
Namun demikian, para pemain ALUSI tidak menunjukkan tanda-tanda patah semangat. Meski tertinggal dalam hal skor, mereka tetap bermain dengan determinasi tinggi, bahkan berhasil mencetak tiga gol sebagai bentuk perlawanan yang patut diapresiasi.
Turnamen Sebagai Ajang Persatuan Lintas Profesi
Turnamen futsal antarinstansi ini bukan hanya sekadar kompetisi olahraga, tetapi juga merupakan ajang mempererat hubungan antarprofesi di Kota Pematangsiantar. Diikuti oleh berbagai instansi, mulai dari unsur pemerintahan, BUMN, profesi hukum, hingga sektor swasta, turnamen ini menjadi ruang yang mempertemukan beragam elemen kota dalam suasana yang kompetitif namun bersahabat.
ALUSI Siap Tampil Lebih Baik di Pertandingan Selanjutnya
Meskipun harus memulai turnamen dengan kekalahan, tim ALUSI tak gentar. Mereka menyatakan komitmennya untuk terus memberikan performa terbaik dalam pertandingan-pertandingan berikutnya. Tim ini juga bertekad untuk menjadikan setiap pertandingan sebagai sarana untuk meningkatkan kekompakan dan refleksi nilai-nilai profesionalisme.
Turnamen futsal antarinstansi Kota Pematangsiantar tahun ini menjadi panggung tidak hanya untuk unjuk kekuatan fisik, tetapi juga unjuk etika, solidaritas, dan semangat kolektif. ALUSI, meski kalah dari PLN, membuktikan bahwa dalam dunia olahraga, nilai-nilai luhur seperti sportivitas dan kolaborasi tetap menjadi pemenang utama.
Dengan semangat yang mereka tunjukkan, para advokat muda ini telah menciptakan kesan kuat bahwa hukum dan olahraga dapat berjalan beriringan dalam memperkuat fondasi sosial kota ini. (A27)