Oleh : Pastor Dion Panomban.
Saat Teduh Abba Home Family, Senin, tanggal 15 September 2025- Manusia Rohani.
Alkitab menegaskan bahwa ada dua jenis manusia: manusia duniawi dan manusia rohani.
Dalam kehidupan iman, ada orang percaya yang tetap tinggal sebagai Kristen duniawi—seperti bayi rohani. Mereka hanya bisa minum susu rohani, tetapi tidak siap menerima makanan keras. Akibatnya, mereka tidak bertumbuh, gampang tersinggung, menyimpan kepahitan, mudah terlibat dalam perpecahan, bahkan sibuk berpihak-pihak.
Sebaliknya, Kristen rohani adalah mereka yang belajar dipimpin Roh Kudus, terus bertumbuh dalam pengenalan akan Kristus, dan sanggup menilai segala sesuatu dengan bijak.
Bayangkan seorang anak kecil yang terus-menerus diberi susu tanpa makanan padat. Ia tidak akan pernah kuat berjalan apalagi berlari. Demikian juga orang percaya yang berhenti bertumbuh—iman mereka rapuh dan mudah goyah.
*Pertanyaannya, bagaimana dengan kita?
* Sudah berapa lama kita mengenal Tuhan dan melayani Dia?
* Apakah kita masih saja hidup sebagai manusia duniawi, atau sudah benar-benar bertumbuh menjadi manusia rohani?
Ingatlah, kita tidak mungkin mengalami pertumbuhan rohani jika tetap tinggal dalam pola hidup duniawi.
Pembacaan Alkitab
1 Korintus 2:10–16 (TB)
(10) Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah.
(11) Siapa gerangan di antara manusia yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri manusia selain roh manusia sendiri yang ada di dalam dia? Demikian pulalah tidak ada orang yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah.
(12) Kita tidak menerima roh dunia, tetapi roh yang berasal dari Allah, supaya kita tahu, apa yang dikaruniakan Allah kepada kita.
(13) Dan karena kami menafsirkan hal-hal rohani kepada mereka yang mempunyai Roh, kami berkata-kata tentang karunia-karunia Allah dengan perkataan yang bukan diajarkan kepada kami oleh hikmat manusia, tetapi oleh Roh.
(14) Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani.
(15) Tetapi manusia rohani menilai segala sesuatu, tetapi ia sendiri tidak dinilai oleh orang lain.
(16) Sebab: “Siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan, sehingga ia dapat menasihati Dia?” Tetapi kami memiliki pikiran Kristus.
Pertanyaan Perenungan
1. Siapakah yang paling mengetahui isi hati Allah? (ayat 10)
2. Siapakah yang paling mengenal diri kita? (ayat 11)
3. Apa arti menjadi manusia duniawi? (ayat 14)
4. Mengapa manusia duniawi tidak bisa menerima hal-hal dari Roh Allah? (ayat 14)
5. Apa maksud Paulus dalam ayat 15–16 tentang manusia rohani?
Mari kita renungkan kembali hidup kita. Tuhan tidak memanggil kita hanya untuk sekadar menjadi orang percaya yang berhenti bertumbuh. Ia rindu kita menjadi manusia rohani—hidup dipimpin Roh Kudus, memiliki pikiran Kristus, dan semakin serupa dengan-Nya.
“Marilah kita meninggalkan hidup yang duniawi dan bertumbuh menjadi manusia rohani, supaya setiap hari kita berjalan dalam pimpinan Roh Kudus dan memiliki pikiran Kristus.
1 Korintus 2:16 (TB). Selamat bersaat teduh, Tuhan Yesus memberkati.(A27).