Pematangsiantar, Sinata.id — Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VI Provinsi Sumatera Utara, August Sinaga, menegaskan komitmennya dalam mendorong pembenahan sektor pendidikan di Kota Pematangsiantar dan Kabupaten Simalungun. Fokus utama yang diusung adalah peningkatan mutu pendidikan yang selaras dengan pembentukan karakter generasi muda yang berintegritas, disiplin, serta tangguh dalam menghadapi tantangan zaman.
Sebagai putra daerah yang kini dipercaya memegang tanggung jawab strategis dalam dunia pendidikan di kampung halamannya, August membawa visi besar menjadikan Pematangsiantar dan Simalungun sebagai kawasan percontohan pendidikan unggulan di Sumatera Utara.
Rekam Jejak dan Pengalaman Karier
August Sinaga mengawali kariernya sebagai guru bersertifikat, sebelum menapaki jenjang birokrasi di lingkungan Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara. Ia pernah bertugas di STM Dolok Sanggul dan turut terlibat dalam bidang pengadaan barang dan jasa pendidikan sejak tahun 2007.
Pascadiberlakukannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 mengenai peralihan kewenangan pengelolaan SMA/SMK ke pemerintah provinsi, August dipercaya menjadi Kepala Cabang Dinas (Kacabdis) Pendidikan di Kabupaten Deliserdang. Ia kemudian melanjutkan tugasnya di Wilayah I yang meliputi Medan dan Deli Serdang, serta sempat menjabat di UPTD Dinas Sosial Kisaran. Kini, ia memimpin Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VI yang meliputi dua daerah strategis: Kota Pematangsiantar dan Kabupaten Simalungun.
Statistik Satuan Pendidikan Wilayah VI
Data terkini menunjukkan jumlah lembaga pendidikan menengah dan luar biasa di bawah naungan Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VI sebagai berikut:
Kota Pematangsiantar:
- SMA Negeri: 6 sekolah
- SMA Swasta: 20 sekolah
- SMK Negeri: 3 sekolah
- SMK Swasta: 29 sekolah
- SLB Negeri: 1 sekolah
- SLB Swasta: 1 sekolah
Kabupaten Simalungun:
- SMA Negeri: 20 sekolah
- SMA Swasta: 26 sekolah
- SMK Negeri: 9 sekolah
- SMK Swasta: 36 sekolah
- SLB Negeri: 1 sekolah
- SLB Swasta: 2 sekolah
Total keseluruhan satuan pendidikan: 154 sekolah
Dukungan terhadap Program Sekolah Lima Hari
August menyatakan dukungan penuh terhadap kebijakan Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, terkait penerapan sistem pembelajaran lima hari sekolah per pekan bagi seluruh jenjang pendidikan, mulai dari PAUD hingga tingkat SMA/SMK.
Ia menilai kebijakan ini merupakan langkah strategis dalam memperkuat efektivitas pembelajaran dan ruang pembentukan karakter peserta didik.
“Kota Pematangsiantar siap menjadi pelopor pelaksanaan sekolah lima hari. Kami mulai dengan keteladanan guru, lingkungan sekolah yang bersih, hingga kegiatan bermakna di hari kelima,” ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (17/7/2025).
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa rapat koordinasi telah dilaksanakan antara Gubernur dan para kepala daerah se-Sumut guna menyusun strategi implementasi kebijakan tersebut secara bertahap dan merata.
Program “Anak Bangsa Teladan”
Sebagai bagian dari upaya memperkuat kualitas pendidikan yang berakar pada nilai-nilai moral dan karakter bangsa, August menggagas Program Pendidikan “Anak Bangsa Teladan”. Program ini dirancang secara holistik dengan tujuh pilar utama:
- Guru Teladan, Siswa Berkarakter
Menjadikan guru sebagai figur panutan dalam perilaku, etika, dan disiplin. - Sekolah Bersih, Sekolah Damai
Membangun budaya sekolah yang bersih, sehat, bebas perundungan, dan ramah anak. - 5 Hari Sekolah, 1 Hari Pengembangan Diri
Mengisi hari kelima dengan kegiatan sosial, seni budaya, ekstrakurikuler, dan kegiatan keagamaan. - Siantar–Simalungun Bercerita
Menumbuhkan kecintaan terhadap budaya lokal melalui lomba mendongeng serta penulisan sejarah daerah. - Zona Bebas Gadget Saat Jam Belajar
Mengurangi distraksi penggunaan gawai dalam proses belajar-mengajar di kelas. - Satu Sekolah, Satu Inovasi
Mendorong inovasi tahunan dari masing-masing sekolah berupa karya kreatif siswa. - Orangtua Terlibat, Anak Menjadi Hebat
Mengajak orangtua berperan aktif dalam mendukung pembinaan karakter dan pembelajaran siswa.
Menurut August, program ini tidak hanya memperkuat arah kebijakan pendidikan provinsi, namun juga menjadi jawaban atas tantangan moral dan intelektual yang dihadapi generasi muda saat ini.
“Jika guru menjadi teladan, sekolah tertib dan bersih, anak-anak belajar dengan semangat dan hormat, maka dampaknya akan terasa sampai ke masyarakat. Inilah saatnya kita membangun dari akar, dari tempat kelahiran saya sendiri,” pungkasnya penuh semangat.