Oleh Ustad Tigor Harahap 
Ketua PKS Kota Pematangsiantar
Ba. “Keutamaan milik sang pelopor, meski penerus jadi lebih baik”. Dia yang pertama membangun Ka’bah, kelak menjadi kiblat umat Islam. Dia yang pertama berkhitan, hingga diikuti bukan saja sebagai kebersihan dalam agama, tapi juga anjuran dalam dunia kesehatan.
Juga, dia yang pertama berdakwah kepada raja. Tanpa gentar walau selangkah, meski nyawa taruhannya. Dia nabi Ibrahim AS, namanya selalu kita sebut setelah nabi Muhammad SAW dalam shalat ketika tahiyyat. Lisana shidqin fil akhirin. Dipuji sepanjang zaman.
Begitulah kepeloporan yang tulus. Menjadi contoh kebaikan tanpa henti. Bentuk keadilan Islam, penghargaan lebih diberikan bagi yang pertama. Datang pertama ke mesjid, berada di shaf pertama, bangun tidur pertama (saat banyak orang masih tidur), hadir Jumat pertama, dan pertama lainnya dalam segala bentuk kebaikan. Kedua dan ketiga tetap dapat penghargaan, tapi tidak sama. Sebagaimana juara, adalah yang pertama.
Assabiqunal Awwalun, kenapa orang-orang pertama masuk Islam diistimewakan Allah? Dipuji, diberi sebutan khusus, serta balasan spesial. Karena tantangan pertama jauh lebih berat. Mereka beriman saat orang lain belum mau, Islam masih lemah, banyak ancaman dan teror, tidak ada manfaat duniawi ingin didapat. Murni panggilan hati.
Maka nama mereka pun menaik tinggi. Abu Bakar, Khadijah, Usman, Ali, Yasir, Bilal, Sumayyah, dan sahabat lainnya radhiyallahu ‘anhum ajma’in. Ibarat mendaki gunung, mereka pembuka jalan. Membuat jalur dan memberi tanda, yang selanjutnya jadi panduan bagi orang lain.
Terlepas dari kebenarannya, catatan sejarah juga mengabadikan nama-nama pelopor kebaikan dan kemanfaatan bagi umat manusia. Siapa yang pertama menyusun ilmu fiqih, ushul, tajwid,
nahwu, sharaf, matematika, fisika, aljabar, teori ini dan itu? Siapa penemu pertama batu akik, batu bara, batu padas, batu bata dan batu-batu lainnya? Pasti dicatat dan dihormati dalam
sejarah.
“Keutamaan milik sang pelopor, meski penerus jadi lebih baik.” Sama halnya para pelopor dalam keburukan dan kejahatan, juga dicatat dalam sejarah, namun dengan tinta kelam dan hina. Diberi dosa dan siksa berlipat ganda. Betapa sengsaranya mereka, sudah mati tapi saldo dosanya terus bertambah. Mereka, meski dicatat banyak orang tidak mau mengingat. Siapa pembuat berhala, patung sembahan pertama? Siapa pertama kali membawanya ke tanah arab? Siapa pembuat narkoba pertama? Siapa yang pertama kali bawa sabu di Siantar?
“Barangsiapa membuat satu sunnah (contoh) yang baik, kemudian sunnah tersebut dikerjakan, maka ia akan mendapatkan pahalanya dan pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Dan barangsiapa membuat satu sunnah yang buruk kemudian sunnah tersebut dikerjakan, maka ia akan mendapatkan dosanya dan dosa orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dari dosa mereka sedikitpun”. (HR Ibnu Majah).
Kita tidak perlu mencari contoh kepeloporan besar. Ada banyak kesempatan menjadi pelopor kebaikan dalam lingkup kecil. Dalam batas kemampuan kita masing-masing. Dan itu terbentang setiap hari, di rumah kita, di lingkungan kita, di kota kita tercinta Pematangsiantar.
Selalu bertekad jadi yang pertama dalam kebaikan. Moga-moga tanpa diharapkan ada yang mengikutinya. Surah pertama dalam Alquran adalah Alfatihah. Ayat pertama dalam Alfatihah adalah basmalah. Dan huruf pertama dalam basmalah adalah “ba”. Mari kita mulai, Bismillahirrahmanirrahim! (*)
