Sinata.id – Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Semarang masih berduka, dan tanda tanya besar setelah dosen hukum pidana, Dwinanda Linchia Levi (35), ditemukan tewas tanpa busana di kamar kostel kawasan Gajahmungkur, Semarang, Senin (17/11/2025) semakin dalam, sementara penyidik Polda Jateng kini menyita pakaian, seprai, selimut hingga obat-obatan dan memeriksa perwira menengah AKBP Basuki yang mengaku memiliki hubungan khusus dan terancam dipecat karena dinilai melanggar etik serta norma kesusilaan.
Lantunan tahlil dan doa bersama di Masjid kampus Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Semarang menggema, memperingati tujuh hari kepergian dosen hukum pidana, Dwinanda Linchia Levi.
Di barisan saf, para dosen, pegawai, dan civitas akademika menunduk, beberapa tak kuasa membendung air mata.
Malam itu, bukan sekadar ritual keagamaan.
Doa menjadi bahasa terakhir yang bisa mereka kirimkan untuk Levi, di tengah misteri kematiannya yang hingga kini belum sepenuhnya terjawab.
Baca Juga: Dwinanda Linchia Levi Ternyata Dosen Brilian dan Punya Jejak Akademik Gemilang
Dosen yang Dikenal Dermawan
Dosen Fakultas Hukum Untag, Sri Setyawati, menjadi salah satu penggagas tahlil tersebut.
Ia mengaku tergerak karena keluarga Levi tidak berdomisili di Semarang.
“Kami jamaah khatmil Quran Fakultas Hukum merasa perlu melakukan ini. Beliau sudah tidak punya keluarga dekat di sini, keluarganya tersebar di luar kota. Kami juga tidak tahu apakah di sana diadakan tahlil atau tidak, jadi kami merasa wajib mendoakan dari kampus,” tutur Sri, dikutip Selasa (25/11/2025).
Di mata rekan-rekannya, sosok Levi bukan hanya cerdas di ruang kuliah, tetapi juga dikenal rendah hati.
Ia dekat dengan semua kalangan di kampus, mulai dari staf pengajar, mahasiswa, hingga petugas kebersihan dan tukang parkir.
“Beliau itu ramah sekali, ke office boy, ke tukang parkir, ke senior juga sangat hormat. Kepergiannya meninggalkan luka besar di kampus ini,” ujar Sri lirih.
Baca Juga: Terungkap! Dwinanda Linchia Levi dan AKBP Basuki “Living Together” Bertahun-tahun
Ditemukan Tewas Tanpa Busana di Kamar Kostel
Kabar mengejutkan itu pertama kali mengguncang Semarang pada Senin, 17 November 2025 sekitar pukul 12.30 WIB.
Dwinanda Linchia Levi ditemukan tak bernyawa di kamar nomor 210 sebuah kos-hotel (kostel) di kawasan Jalan Telaga Bodas Raya, Karangrejo, Gajahmungkur, Kota Semarang.
Levi ditemukan dalam kondisi tanpa busana.
Di dalam kamar itu, turut berada seorang perwira menengah Polda Jawa Tengah, AKBP Basuki, yang kemudian diketahui menjabat Kasubdit Dalmas Ditsamapta Polda Jateng.
Basuki menjadi orang pertama yang melaporkan kematian Levi kepada pihak kostel dan kemudian ke polisi.
Ia mengaku kaget ketika mendapati Levi sudah tergeletak di lantai, dengan darah keluar dari hidung dan mulut.
Menurut keterangan yang disampaikan ke penyidik, sehari sebelum meninggal, Levi sempat dibawa Basuki ke Rumah Sakit Telogorejo karena kondisi kesehatannya drop.
Pihak kepolisian membenarkan adanya riwayat gangguan kesehatan itu.
Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Pol Artanto menjelaskan, hasil pemeriksaan medis menunjukkan tekanan darah Levi mencapai 190 dengan kadar gula sekitar 600 mg/dL, kondisi yang secara medis bisa memicu komplikasi serius.
Baca Juga: ‘Pecah Jantung’ Jadi Dugaan Awal Kematian Dwinanda Linchia Levi
Hubungan Khusus Sejak 2020, Tinggal Serumah dan Satu KK
Dalam pemeriksaan, kata Kombes Artanto, AKBP Basuki mengakui memiliki hubungan khusus dengan Levi.
“Dari pemeriksaan, AKBP Basuki mengakui ada hubungan dengan almarhumah dosen Levi. Sejak 2020 sudah menjalin hubungan intens,” ujar Artanto, Senin (24/11/2025).
Seiring pendalaman kasus, muncul fakta lanjutan yang membuat publik tercengang.
Basuki dan Levi ternyata disebut telah tinggal satu atap selama sekitar lima tahun.
Nama Levi bahkan tercatat dalam kartu keluarga (KK) milik Basuki, meski status kependudukannya masih sebagai warga Purwokerto.
Temuan ini membuat keluarga korban mempertanyakan dasar administratif dan etika hubungan tersebut.
Mereka menilai banyak hal yang tidak wajar dan perlu dijelaskan secara terbuka.
Di awal kasus mencuat, Basuki sempat menyatakan hanya menaruh iba karena Levi dikabarkan tidak lagi memiliki orang tua.