Oleh: St Ferry SP Sinamo,SH, MH, CPM,CPArb
(Yohanes 11:1–15)
Shalom, saudara-saudara yang dikasihi Tuhan.
Pagi ini kita mau belajar satu hal yang sangat penting dalam kehidupan iman kita, yaitu belajar percaya kepada Tuhan yang mengasihi kita.
Firman Tuhan dalam Yohanes *pasal 11* menceritakan tentang Lazarus, seorang yang dikasihi oleh Yesus, bersama dua saudarinya *Marta* dan *Maria* .
Mereka adalah keluarga yang setia dan beriman, namun tetap mengalami hal yang sulit — *Lazarus* jatuh sakit dan akhirnya meninggal.
Saudara, di sini kita diajar bahwa kasih Tuhan tidak berarti hidup tanpa masalah.
*Ayat 5* berkata, “Yesus mengasihi Marta, Maria, dan Lazarus.”
Tapi di ayat berikutnya, Yesus malah menunda kedatangannya dua hari lagi.
Mengapa?
Karena Yesus ingin menunjukkan bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita memiliki tujuan untuk kemuliaan Tuhan.
1. Masalah Hidup Bukan Akhir, Tapi Awal Kemuliaan Tuhan
Yesus berkata, “Penyakit itu tidak akan membawa kepada kematian, tetapi untuk kemuliaan Allah.” *(Yoh. 11:4)*
Artinya, setiap pergumulan yang kita alami bukan untuk menghancurkan kita, tetapi untuk membentuk iman kita.
Saya teringat sebuah kesaksian nyata:
Ada sepasang suami-istri yang menanti anak selama 10 tahun.
Mereka sudah berdoa, sudah berusaha, tapi belum juga dikaruniai anak.
Pada tahun ke-11 dokter menyarankan bayi tabung, tapi peluangnya hanya 10% berhasil.
Namun mereka berkata, “Kami tetap percaya, Tuhan sanggup.”
Dan apa yang terjadi? Tanpa bayi tabung, sang istri hamil — bahkan melahirkan tiga anak kembar!
Saudara, bagi Tuhan tidak ada yang mustahil!
Nama Tuhan dipermuliakan karena iman yang tidak goyah.
2. Kasih Tuhan Tidak Selalu Datang Dalam Bentuk Jawaban Cepat
Banyak orang berpikir, “Kalau Tuhan mengasihi saya, seharusnya Dia segera menolong.”
Tapi kasih Tuhan tidak selalu berarti jawaban yang cepat.
Kadang Tuhan menunda, karena Ia sedang mendidik kita untuk percaya.
Ketika doa kita belum dijawab, itu bukan karena Tuhan tidak peduli.
Justru di situ Ia sedang melatih iman kita agar tetap setia dan sabar.
3. Kematian Adalah Tidur dalam Kristus
Yesus berkata, “Lazarus, saudara kita, telah tertidur.” *(Yoh. 11:11)*
Artinya, bagi orang yang percaya, kematian bukanlah akhir.
Mati bukan kekalahan, tapi pulang ke rumah Bapa.
Kita tidak perlu takut mati, sebab hidup dan mati kita berada di tangan Tuhan yang penuh kasih.
4. Kekecewaan Manusia, Kesempatan Tuhan untuk Bekerja
Marta dan Maria kecewa karena Yesus datang terlambat.
Mungkin kita juga pernah merasa seperti itu: Tuhan, mengapa Engkau diam saja?
Tapi ternyata, ketika Yesus datang, Ia membangkitkan Lazarus dari kematian!
Artinya, Tuhan tidak pernah terlambat.
Yang kita anggap “selesai”, bagi Tuhan baru “dimulai.”
Saudara, jangan gantungkan harapanmu pada manusia.
Manusia bisa datang terlambat, tapi Tuhan selalu datang tepat waktu.
5. Iman yang Kuat Terbentuk Lewat Ujian
Iman tidak lahir di saat hidup tenang.
Iman tumbuh ketika kita tetap percaya di tengah badai.
Tuhan mengizinkan masalah bukan untuk menghancurkan kita, tetapi untuk melatih kita agar semakin kuat dan semakin menyerah pada kehendak-Nya.
Saudara-saudara, mari kita belajar berkata seperti lagu yang sering kita nyanyikan:
🎵
Hatiku percaya, hatiku percaya,
Hatiku percaya, s’lalu kupercaya.
🎵
Saat kita tidak melihat jalan-Nya, saat kita tidak mengerti rencana-Nya,
tetaplah percaya.
Sebab Yesus sanggup:
1. Menyelesaikan hidupmu,
2. Menyembuhkan luka batinmu,
3. Memulihkan keluargamu,
4. Menolong anak-anakmu,
5. Dan memberikan kemenangan bagi hidupmu.
Hatiku percaya, karena Yesus tidak pernah gagal.
Amin.(A27)