Oleh: Mis. Ev. Daniel Pardede, SH.MH.
Mazmur 130:7
“Berharaplah kepada TUHAN, hai Israel (umat Tuhan yang berbahagia)! Sebab pada TUHAN ada kasih setia, dan Ia banyak kali mengadakan pembebasan.”
Anak-anak Tuhan yang berbahagia,
Dalam kehidupan, sering kali kita diperhadapkan pada banyak persoalan — di pekerjaan, sekolah, lingkungan, bahkan dalam rumah tangga. Kadang kita merasa berada di persimpangan dengan banyak arah jalan, tidak tahu harus memilih yang mana.
Kita ingin mencoba semua cara agar cepat sampai pada tujuan. Namun, justru karena terlalu banyak arah, kita menjadi lelah, bingung, ragu, dan kehilangan keyakinan.
Padahal, hanya ada satu jalan yang benar, yaitu jalan yang membawa kita kepada Tuhan. Ketika kita memilih jalan yang salah — atau menempuh terlalu banyak jalan yang bukan kehendak Tuhan — kita tidak akan menemukan apa yang kita cari. Kita justru semakin terpuruk karena menjauh dari sumber pengharapan sejati, yaitu Tuhan sendiri.
Berharap kepada Tuhan di Tengah Pencarian
Saat ini, kita mendengar kabar tentang seorang gadis muda bernama Maria Gabriella (16 tahun) yang telah hilang selama seminggu. Handphone-nya sudah tidak aktif, dan berbagai usaha telah dilakukan oleh keluarga, kerabat, dan aparat kepolisian. Namun, belum juga ditemukan jejaknya.
Banyak jalan sudah ditempuh, banyak cara sudah dicoba — tetapi hasilnya tetap sama. Di saat seperti inilah kita diingatkan: ada satu jalan yang harus dilalui untuk menemukan jawaban, yaitu jalan berharap kepada Tuhan.
Namun pertanyaannya:
Apakah kita sungguh mengandalkan kuasa Tuhan dalam pengharapan kita, atau kita sekadar menambahkan Tuhan di antara berbagai cara yang kita lakukan?
Firman Tuhan mengingatkan, “Ora et labora” — berdoa dan bekerja. Tetapi jangan sampai kerja kita menjadi lebih besar daripada doa kita. Sebab, jika akar pengharapan kita bukan Tuhan, maka semua usaha kita akan rapuh dan gagal.
Jangan Berharap kepada Manusia
Tuhan menegur bangsa Israel karena mereka lebih mengandalkan manusia daripada Tuhan.
Yesaya 2:22 berkata,
“Janganlah berharap kepada manusia, sebab ia tidak lebih dari embusan nafas; apakah ia dapat dianggap berharga?”
Yesaya 31:1 juga menegur,
“Celakalah mereka yang pergi ke Mesir untuk meminta pertolongan… tetapi tidak memandang kepada Yang Kudus, Allah Israel, dan tidak mencari TUHAN!”
Manusia, kekuasaan, atau kekuatan dunia ibarat tongkat bambu terkulai — tampak kuat, tapi mudah patah. Sebaliknya, Tuhan adalah Gunung Batu Keselamatan, El Elyon yang Maha Tinggi, El Gibor yang Maha Perkasa, El Shaddai yang Maha Kuasa. Dialah sumber pengharapan dan pertolongan yang tidak pernah gagal.
Dia tidak pernah tertidur atau terlelap menjaga umat-Nya (Mazmur 121:1–8). Dialah Tuhan Israel — yang dulu, sekarang, dan selama-lamanya tetap setia.
Maka dari itu, berharaplah hanya kepada Tuhan dan andalkanlah Dia dalam segala perkara hidupmu. Jangan biarkan hatimu goyah karena keadaan, sebab pengharapan di dalam Tuhan tidak pernah mengecewakan.
Yeremia 17:7
“Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya kepada TUHAN!”
“Berharap kepada Tuhan adalah jalan satu-satunya yang membawa terang, pembebasan, dan berkat sejati.(A27)