oleh: Pdt Mi Ev Daniel Pardede, SH MH
Saudaraku yang dikasihi Tuhan,
Firman Tuhan hari ini mengingatkan kita melalui Mazmur 6:6,
“Sebab di dalam maut tidaklah orang ingat kepada-Mu; siapakah yang akan bersyukur kepada-Mu di dalam dunia orang mati?”
Ayat ini menegaskan bahwa selama kita masih hidup, masih diberi kesempatan untuk bersyukur kepada Tuhan. Sebab di alam maut, ucapan syukur tidak lagi bisa dipanjatkan. Maka selama napas masih berhembus, marilah kita belajar untuk bersyukur dalam segala keadaan.
Bersyukur bukan karena kita memiliki segalanya, tetapi karena kita menyadari bahwa segala sesuatu yang ada pada kita adalah pemberian Tuhan. Orang yang bisa bersyukur adalah orang yang merasa cukup, meski di mata dunia tampak kekurangan. Sebaliknya, orang yang tidak bisa bersyukur akan selalu merasa kurang, sekalipun ia memiliki banyak hal.
Salomo meneguhkan hal ini dalam Amsal 11:24–25:
“Ada yang menyebarkan harta, tetapi bertambah kaya; tetapi ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan. Siapa yang banyak memberi berkat, diberi kelimpahan; siapa yang memberi minum, ia sendiri akan diberi minum.”
Firman ini menunjukkan bahwa berkat Tuhan justru mengalir melalui hati yang murah hati dan penuh kasih memberi. Ketika kita menjadi saluran berkat bagi orang lain, maka Tuhan pun membuka pintu berkat bagi hidup kita.
Sebab itu, Yesus Kristus sendiri berkata dalam Kisah Para Rasul 20:35: “Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima.”
Kata Pamungkas:
Marilah kita belajar hidup dalam rasa cukup, murah hati, dan selalu bersyukur. Sebab di situlah letak kebahagiaan sejati.
Selama hidup, mari kita isi hari-hari kita dengan ucapan syukur dan hati yang memberi, agar hidup kita menjadi berkat dan dikenang di hadapan Tuhan.
Shalom dan selamat beraktivitas dalam kasih Kristus. (A27)