Medan, Sinata.id — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan kepada masyarakat Kota Medan dan sekitarnya untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kondisi cuaca ekstrem yang tengah berlangsung. Fenomena suhu udara tinggi disertai hembusan angin kencang telah terpantau dalam beberapa hari terakhir dan diprediksi masih akan berlanjut.
Menurut catatan resmi BMKG Wilayah I Medan, suhu maksimum di Kota Medan mencapai angka 37,8 derajat Celsius pada 17 Juli 2025. Di wilayah Deli Serdang, suhu tercatat tak kalah tinggi, yakni 36,7 derajat Celsius. Sementara itu, pada 19 Juli, suhu udara kembali melonjak hingga 37,1 derajat Celsius. Selain suhu panas yang ekstrem, kecepatan angin di Stasiun Meteorologi Kualanamu turut mencatat angka signifikan, yakni mencapai 40 kilometer per jam.
Kepala BMKG Wilayah I Medan, Hendro Nugroho, menjelaskan bahwa hembusan angin kencang yang berasal dari arah barat membawa massa udara kering. Kombinasi tersebut memperkuat efek suhu panas yang dirasakan di permukaan. “Pola angin seperti ini diperkirakan masih akan berlanjut dalam beberapa hari ke depan, sehingga masyarakat perlu tetap waspada,” ujarnya.
BMKG pun mengeluarkan sejumlah imbauan kepada masyarakat guna mengantisipasi dampak dari cuaca panas dan angin kencang, antara lain:
- Membatasi aktivitas di luar ruangan, terutama pada siang hari saat suhu mencapai puncaknya;
- Mengonsumsi air putih dalam jumlah cukup dan memperbanyak asupan buah-buahan;
- Menggunakan pelindung kulit seperti tabir surya saat berada di luar ruangan;
- Waspada terhadap potensi kebakaran, khususnya di lahan kering yang rentan terbakar akibat suhu panas.
Masyarakat dan pemerintah daerah juga diimbau untuk rutin memantau perkembangan cuaca melalui kanal resmi BMKG, baik media sosial maupun layanan informasi cuaca yang dapat diakses melalui nomor WhatsApp 0821-6804-3653.
“Cuaca bersifat dinamis dan dapat berubah sewaktu-waktu. Karena itu, penting bagi masyarakat untuk selalu mengikuti pembaruan informasi dari BMKG agar dapat mengambil langkah antisipatif secara tepat,” tambah Hendro. (*)