Sinata.id – Sumatera Utara dikepung rentetan bencana alam selama tiga hari terakhir berubah menjadi situasi darurat besar-besaran. Hujan tanpa henti, tanah yang tak lagi mampu menahan beban air, serta banjir yang datang tiba-tiba memicu 86 kejadian bencana di 11 kabupaten/kota.
Dalam laporan terbaru yang diterima Sinata.id, Polda Sumut merinci 59 longsor, 21 banjir, 4 pohon tumbang, dan 2 puting beliung, yang secara bersamaan menjerat warga di berbagai wilayah.
Total 72 warga menjadi korban, terdiri dari 24 meninggal dunia, 37 luka ringan, 6 luka berat, sementara 5 orang masih belum ditemukan. Beberapa daerah menjadi titik paling parah, terutama Tapanuli Selatan, Kota Sibolga, Pakpak Bharat, dan Tapanuli Tengah, yang sejak awal pekan berubah menjadi kawasan rawan bencana.
Baca Juga: Detik-Detik Air Bendungan PLTA Sipansihaporas Meluap, Terjang Jembatan Penghubung Antar Desa
Polda Sumut All-Out: 492 Personel Dikerahkan
Dalam upaya mengejar waktu dan mempercepat evakuasi, Polda Sumut menggerakkan pasukan besar—total 492 personel, yang terdiri dari 352 Satbrimob Polda Sumut, 121 Dit Samapta, 11 tim kesehatan Bid Dokkes, dan 8 personel Bid TIK.
Mereka langsung ditebar ke titik-titik kritis untuk mengangkut warga dari lokasi berbahaya, menyisir korban yang belum ditemukan mengamankan jalur yang terputus longsor, membersihkan material tanah, serta membuka kembali akses jalan yang tertutup total.
Di Tapanuli Selatan, 20 bencana tercatat dengan 49 warga terdampak. Hingga hari ini, satu warga masih hilang dan pencarian dilakukan dalam kondisi medan licin dan berbatu.
Sementara itu di Sibolga, lokasi longsor yang menelan 12 korban jiwa masih dinilai labil dan berpotensi bergeser. Tim SAR gabungan bergerak secara hati-hati untuk menghindari longsor susulan.
Hujan Tak Mereda, Peringatan Longsor Susulan Dikeluarkan
Berdasarkan analisa cuaca, hujan intensitas sedang hingga lebat diprediksi masih mendominasi. Sejumlah wilayah berbukit seperti Tapanuli Utara, Humbahas, Pakpak Bharat, dan Mandailing Natal dinyatakan berada dalam status waspada.
Di beberapa titik banjir, ketinggian air masih bertahan di 1 meter, menyebabkan akses warga dan bantuan sulit bergerak cepat.
Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Ferry Walintukan, menegaskan bahwa seluruh personel tetap siaga penuh.
“Sejak hari pertama, kami turun tanpa jeda. Prioritas kami menyelamatkan warga dan menembus jalur yang tertutup longsor. Polri hadir sepenuh hati,” ujarnya, Rabu (26/11/2025).
Ia juga menekankan pentingnya koordinasi lintas instansi.
“Sinergi dengan BPBD, TNI, pemerintah daerah, hingga relawan menjadi kunci. Proses pencarian dan pendistribusian bantuan terus dikejar,” tambahnya.
Polda Sumut memastikan pasukan akan terus berada di lapangan selama 24 jam, disertai pantauan lokasi rawan dan laporan cepat ke pusat komando.