Sinata.id – Pemerintah melalui Perum Bulog akan membangun 100 unit gudang beras senilai Rp5 triliun mulai Januari 2026 untuk memperkuat cadangan pangan nasional, menyusul lonjakan stok beras pemerintah yang menembus 3,9 juta ton, tertinggi dalam lima tahun terakhir.
Proyek raksasa ini dijadwalkan mulai dikerjakan Januari 2026, dengan target bisa beroperasi pada semester kedua tahun yang sama.
Menteri Pertanian sekaligus Kepala Badan Pangan Nasional, Andi Amran Sulaiman, memastikan langkah ini menjadi bagian dari strategi besar “reformasi logistik pangan” yang tengah digenjot pemerintah.
“Sudah kami instruksikan langsung ke Bulog. Nilainya Rp5 triliun, ada seratus gudang yang akan dibangun. Kita mulai Januari 2026, dan semoga pertengahan tahun sudah bisa jalan,” ujar Amran dalam siaran pers, Sabtu (8/11/2025).
Baca Juga: Presiden Prabowo Isyaratkan Reformasi Lembaga Lain
Stok Beras Tertinggi dalam Lima Tahun
Rencana pembangunan seratus gudang tersebut bukan tanpa alasan. Cadangan beras pemerintah saat ini sedang melimpah, mencapai level tertinggi dalam lima tahun terakhir.
Hingga 7 November 2025, total stok beras pemerintah tercatat 3,92 juta ton. Dari jumlah itu, 3,74 juta ton merupakan cadangan beras pemerintah (CBP) dan 180 ribu ton sisanya stok komersial.
Sebagai perbandingan, stok akhir tahun di periode sebelumnya bahkan tak pernah menembus dua juta ton.
Tahun 2021 tercatat hanya 800 ribu ton, 2022 bahkan anjlok ke 300 ribu ton, lalu naik lagi menjadi 800 ribu ton di 2023, dan baru meningkat signifikan pada 2024 menjadi 1,8 juta ton.
Operasi Pasar dan Penyaluran Pangan Jalan Terus
Bulog dan Badan Pangan Nasional juga terus menyalurkan beras ke masyarakat melalui berbagai program sosial dan stabilisasi harga.
Hingga kini, total penyaluran cadangan beras mencapai 1,03 juta ton, mencakup program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), bantuan beras untuk masyarakat berpendapatan rendah, hingga distribusi pangan darurat dan bencana.